Title : Strong Heart
Author : Stella Park
Cast : Park Jihyun, Cho Kyuhyun,
Super junior
Genre : Romance
Leght : Oneshoot
Rating : PG-17
-SBS Building, 13 July 2010 -
“Kenapa aku harus menemanimu syuting?”, Jihyun tak henti-hentinya bertanya kepada Kyuhyun di tengah perjalanan mereka menuju studio SBS Strong Heart. Hari ini Super Junior Leeteuk, Sindong, Eunhyuk, Donghae, Siwon, dan Kyuhyun menjadi salah satu bintang tamu dari acara -yang dibawakan oleh Kang Hodong dan Lee Seunggi itu. Dan maksud Kyuhyun mengajak Jihyun bukan hanya untuk menemaninya, tapi ia juga ingin memperkenalkan “dunia”nya pada Jihyun.
“Yaa~ lepaskan tanganku! Kau mau semua orang curiga melihat tingkahmu yang seperti ini?”, Jihyun berusaha menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun. Namun tidak bisa. Tangan Kyuhyun yang besar mencerminkan kekuatan yang ada didiri namja bertinggi 181 itu sebenarnya.
Kyuhyun menggenggam tangannya erat dari mulai ia –Kyuhyun- membukakan pintu mobil untuknya bak seorang pangeran dan putri kerajaan. Dan walaupun mereka berjalan melalui pintu belakang, tetap saja banyak staff dan artis yang lalu lalang di dekat mereka, dan pasti akan berpengaruh bagi karier Kyuhyun bila ada berita tentang scandal cintanya –Kyuhyun-.
“Karena kemarin aku telah menuruti semua kemauanmu…”
“Bukan kemauanku tapi kau memang harus check up, kau lupa dengan operasi telinga kanan yang baru saja kau jalani? Dan satu lag,i aku tau dari appa, selama aku di L.A kau jarang sekali check up, geurae?”, Jihyun selalu tak bisa menerima semua tuduhan Kyuhyun kepadanya.
“Terserah kau saja. Yang penting hari ini kau harus ikut bersamaku, TITIK!!”, ujar Kyuhyun mengakhiri untaian kata yang ingin ia bicarakan untuk saat ini.
“Yaa~, CHO KYUHYUN!! Mulai hari ini aku harus membantu appa di rumah sakit. Yaa!!”, Kyuhyun sama sekali tak menghiraukan teriakan yeojachingu-nya. Ia tetap bersikukuh menarik Jihyun memasuki studio.
-
Acara Strong Heart sudah mulai direkam sejak 20 menit yang lalu. Jihyun yang mulanya merasa sebal saat Kyuhyun menarik-narik tangannya masuk ke studio dan menyuruhnya berdiri di antara staff SBS hanya untuk menemani namjachingu-nya syuting, mulai terhibur saat melihat tingkah konyol pembawa acara dan para bintang tamu Strong Heart. Bahkan ia tak bisa menahan tawa saat Lee Seunggi –aktor favorite-nya tarkena semburan gas hingga seluruh rambutnya berdiri seakan baru saja tersengat aliran listrik yang kuat.
Reallity show yang melibatkan banyak artis kenamaan ini, lebih banyak membahas tentang kejadian mengesankan yang pernah dialami seorang idol di masa lalunya. Dikemas dengan konsep santai dan tetap menghibur dan dipandu oleh MC kenamaan, Kang Hodong ditemani partner dengan paras rupawan Lee Seunggi.
Beberapa menit kemudian sepertinya tiba giliran Kyuhyun untuk menceritakan segelintir pengalaman hidupnya. Bagaikan kamera yang meng-cloce up wajah Kyuhyun saat ia mulai bercerita, Jihyun juga menatap wajah Kyuhyun dengan seksama, memperhatikan setiap celah kecil yang namja -itu- lakukan.
“Sebenarnya, aku sedikit ragu”, Kyuhyun memulai ceritanya, Jihyun sangat penasaran dengan apa yang akan diceritakan kekasihnya. Rasa penasaran telah menghapus kekesalan dalam hatinya.
“Ini mungkin pertama kalinya aku menceritakan peristiwa kecelakaan yang menimpaku beberapa tahun lalu di acaraTV,”
“Nde”, Kang Hodong dan Lee Seunggi seakan berusaha menyakinkan Kyuhyun.
“3 tahun yang lalu, dalam perjalanan pulang setelah menjadi bintang tamu bersama Shindong hyung dalam acara SuKiRa, aku mengalami kecelakaan,”
Mata Jihyun terbelalak saat mengetahui arah cerita Kyuhyun. Cerita yang sama sekali tidak ingin ia dengar. Sebuah tragedy yang mempertemukannya dengan namja bernama Cho Kyuhyun dan sebuah tragedy hampir merenggut nyawa namja-nya. Kecelakaan Kyuhyun 3 tahun yang lalu. Tragedy yang hampir memisahkan mereka berdua.
-Samsung Medical Center,19 April 2007-
Para pemburu berita yang tak gentar berburu informasi tentang keadaan member boyband Super Juinor yang semalam mengalami kecelakaan terus saja berkerumun di depan rumah sakit. Tanpa kenal lelah menanyai semua orang yang lalu-lalang di sekitar rumah sakit.
Di dalam, semua orang terdekat korban kecelakaan dan member Super Junior yang lain masih berkumpul di ruangan yang khusus dipesan dan dijaga dengan sangat ketat oleh bodyguard SM entertaiment.
Eunhyuk dan Shindong yang hanya mengalami trauma dan luka ringan telah dipindahkan ke ruang perawatan yang sama, member Super Junior yang lain juga menemani mereka di ruangan itu.
Leeteuk menderita goresan di punggung dan tangan, ia yang pertama kali dibawa ke rumah sakit. Leeteuk harus menjalani operasi untuk mengeluarkan pecahan kaca dari punggungnya. Ia menerima total 170 jahitan di punggung dan wajahnya.
Berbeda dengan ketiga anggota Super Junior lainnya, Kyuhyun harus mendapatkan perawatan serius di ICU. Sekarang ia masih dalam keadaan koma. Kyuhyun memang sedikit terlambat dibawa ke rumah sakit. Petugas mengira luka yang ia alami tidak begitu parah karena hanya terlihat goresan-goresan kecil di beberapa bagian tubuhnya. Tapi setelah sampai rumah sakit dan dilakukan penanganan medis baru diketahui bahwa ia yang memperoleh luka paling parah, karena ia duduk tepat di belakang pengemudi. Patah kaki, retak di tulang pinggul, dan 6 ruas tulang rusuknya patah. Dokter bahkan sempat menyerah saat menanganinya.
-
Ruang jaga suster agak lengang hari ini, hanya ada seorang yeoja sedang bermain dengan ponselnya untuk menahan rasa kantuk yang pasti melanda di tengah malam seperti ini. Sangat asyik dengan dunianya sendiri, higga tidak menyadari kekacauan apa yang sedang terjadi di rumah sakit itu.
Park Jihyun, putri bungsu pemegang saham terbesar sekaligus president direktur dari Samsung Medical Center. Rumah sakit merupakan rumah kedua baginya. Ia memang terbiasa dengan keadaan rumah sakit sejak kecil. Ia juga piawai dalam merawat pasien yang sakit, karena terbiasa melihat ayahnya bekerja.
Ia mulai benar-benar membantu ayahnya di rumah sakit sejak 6 bulan yang lalu. Di rumah sakit ia biasa menggunakan pakaian suster, dan membantu mengurus pasien-pasien remaja yang biasanya mudah bosan bila harus tinggal di rumah sakit. Jihyun punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa bosan ‘pasien’nya. Ia biasa membawakan mereka game portable, permainan monopoli, hingga koleksi manga jepang miliknya agar mereka mau melanjutkan pengobatan di rumah sakit.
“Jihyun-ah, sajangnim menyuruhmu masuk ruang operasi sekarang” seru seorang suster yang baru saja masuk ke ruangan itu. Suster itu terlihat sedang mencari data di computer.
Jihyun membelalak mata mendengar perkataannya. “Jeongmalyo eonni?” Selama ini ayahnya selalu melarang jihyun masuk ruang operasi. Beliau bilang belum saatnya Jihyun membantu proses operasi –ia belum cukup pengalaman, ia bahkan baru masuk di semester awal fakultas medical.
Jihyun berjalan dengan riang melewati lorong rumah sakit sambil mendorong rak berisi alat-alat operasi. Jihyun merasa senang karena dengan ini berarti kepercayaan Park Kihwan padanya semakin bertambah.
“Anak ini adalah seorang penyanyi, bernyanyi adalah impiannya. Jika kalian mengoperasi tenggorokannya, bukankah itu sama saja kalian merebut harapannya yang terakhir? Kalaupun ia mampu bertahan hidup, apa ia mampu melanjutkan hidupnya?” samar-samar Jihyun mendengar suara dua orang yang sedang beradu pendapat saat ia semakin dekat dengan ruang operasi.
Jihyun dapat melihat seorang dokter keluar dari ruangan di depannya. “Appa…” gumamnya. Ia mendekati dokter itu. “Appa, memperbolehkanku masuk ruang operasi? Jinjja?” bisiknya sambil agak berjinjit. Pak Kihwan hanya menggedikkan bahu ke pintu Ruang operasi di belakangnya, menyuruh Jihyun untuk segera masuk
“Apa anda sudah gila? Nyawa anak anda sedang di ujung tanduk, dan anda masih memikirkan impiannya untuk bernyanyi? Kita harus segera melakukan operasi apapun yang terjadi!”
Seorang dokter lain muncul. Wang Yong Jok. Itu yang tertulis di tanda pengenalnya yang Jihyun lihat saat berpapasan dengan beliau.
“Agar anak ini tetap bisa bernyanyi,aku akan melakukan operasi dengan metode lain..”
“Tenanglah Kyuhyun pasti selamat…”, Jihyun masih bisa mendengar suara yang sangat ia kenali, suara ayahnya.
Jadi, pasien yang sedang koma itu bernama Kyuhyun?
4th day passed…
“Jadi kau baru berumur 17 tahun?” Kyuhyun terus bertanya dengan wajah penasaran dengan yeoja di depannya.
Setelah Kyuhyun sadar, Jihyun ditugaskan langsung oleh ayahnya untuk merawat Kyuhyun. Ia menerima tugas itu dengan senang hati, karena ia merasa itu adalah kewajibannya untuk merawat pasien remaja di rumah sakit ini.
“Cepatlah habiskan makananmu dan minum obat ini” ujarnya dengan senyuman ramah. “Aku tau, kemarin kau memuntahkan semua obatmu ‘kan, Kyuhyun-shi?” lanjutnya dengan tampang menyelidik. Ia sudah biasa menangani hal-hal seperti ini.
Jihyun melihat Kyuhyun berdecak sebal, “Berapa kali aku bilang, jangan seformal itu saat berbicara padaku. Yak, berapa nomor ponselmu?” kyuhyun melontarkan pertanyaan itu dengan tampang polosnya.
“Mianhae, kami menjunjung profesionalitas dalam bekerja.”
Air mata Jihyun meleleh saat mengingat kembali kejadian itu, tapi dengan cepat ia hapus menggunakan punggung tangan. Ia lantas menatap Kyuhyun lalu tersenyum, disaat bersamaan Kyuhyun juga sedang menatapnya lalu membalas senyumannya, walau tak dapat menutupi kesedihan -yang ia rasakan saat mengingat kejadian yang hampir merebut nyawanya dari Jihyun. Jihyun terus tersenyum ke arah namjachingu-nya, berusaha memberinya –Kyuhyun- kekuatan saat air mata Kyuhyun akan meluncur tak terkendali. Jihyun tau Kyuhyun akan sangat benci pada dirinya sendiri, bila ia menangis. Bagi Kyuhyun seorang laki-laki itu pantang menangis.
Jihyun lantas mengerakkan bibirnya, “Uljima”, ia memberi isyarat pada namja-nya itu sambil tersenyum, menahan air matanya sendiri yang sudah di pelupuk mata.
-
“Setelah sadar, saat mendengar itu semua, aku merasa ingin menangis. Karena Abeoji adalah orang pertama yang selalu menentang mimpiku menjadi penyanyi.” Mata Kyuhyun mulai berkaca-kaca mengingat kasih sayang ayahnya.
“Dia selalu berkata, ‘Bagaimana bisa anak seorang chairman, menjadi penyanyi?’. Namun, dengan caranya sendiri yang tidak kuketahui, Abeoji berusaha melindungi mimpi itu untukku”, suara Kyuhyun mulai serak ia melirik yeoja-nya. Jihyun sedang menatapnya dalam, sambil tersenyum menguatkannya. Kyuhyun balas tersenyum kepadanya. “Uljima”, ia melihat Jihyun memberi isyarat ke arahnya, lalu tersenyum memamerkan eyesmile-nya.
Aku benar-benar beruntung bisa terus di sini bersamamu. Gomawo, telah merawatku selama ini. Walaupun dengan caramu yang aneh, tapi aku tetap merasa ada sesuatu yang hilang saat kau jauh dariku.
“Kyuhyun-shi, berapa lama kau pulih seperti sekarang ini?”, tanya Kang Hodong ditengah-tengah acara.
“Setelah 5 bulan, aku bisa naik panggung lagi ketika itu semua orang terus berteriak menyemangatiku hingga lagu usai. Aku begitu terharu dan aku merasa seperti terlahir kembali. Aku dapat menyanyikan lagu kesukaanku, kembali melakukan aktivitas bersama member yang lain, bisa berjalan, bisa menyantap makanan dan bisa melanjutkan hidup, aku sangat mensyukuri itu semua.”
“Aku sangat berterima kasih kepada ayahku yang telah melindungi mimpiku menjadi seorang penyanyi. Dan kepada Eunhyuk hyung, orang pertama yang berlari ke arahku, memegang tanganku dan berdoa bersamaku.”
---
Jihyun dan Kyuhyun telah berada di dalam van, setelah sebelumnya harus menghadapi sekelompok wartawan yang telah menanti mereka di depan gedung SBS. Jihyun sibuk dengan i-Phone yang tak pernah lepas dari tangannya dan Kyuhyun tengah asik melanjutkan level Starcraft di PSP-nya.
Shindong dan Eunhyuk sudah tertidur pulas, memanfaatkan waktu sekecil apapun untuk tidur. Biasanya Leeteuk juga akan langsung tidur, tapi kali ini ia terus memperhatikan Kyuhyun, khawatir padanya karena harus menceritakan pengalaman tidak mengenakkan dalam hidupnya.
“Kyu-ah, gwenchana?” Leeteuk merasa bersalah karena menerima scrip yang di ajukan PD-nim Strong Heart kepadanya.
“Gwenchana hyung, keutjongmal”
---
-Park Familly’s house, 24.00 KST-
Mobil Hyundai Sonata yang dikemudikan Kyuhyun berhenti di sebuah rumah berpagar tinggi yang di kelilingi kebun indah. Belum sempat Kyuhyun mematikan mesin dan membukakan pintu untuknya, Jihyun langsung keluar begitu saja seakan tidak memperdulikan kehadiran Kyuhyun.
“Yaakk..Chakkaman...” teriak Kyuhyun sambil berusaha menarik tangan Jihyun.
Setelah berhasil menghentikan langkah gadis itu dan membuatnya berbalik menghadapnya, Kyuhyun langsung memasang muka lemas dan mulai berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya.
“Wae?”
“Yaa...Yaa..Yaa, neo wae geurae? Gwenchanayo?” sikap ketus Jihyun mulai melunak saat melihat wajah Kyuhyun yang pucat. Jihyun memang selalu khawatir padanya, karena keadaannya yang mudah sekali drop semenjak kecelakaan itu
Jihyun langsung memapah Kyuhyun ke dalam rumah. Setelah membantunya duduk di soffa. Jihyun mulai mencari nadi di pergelangan tangan Kyuhyun.
Krriukk...
Suara bising dari perut Kyuhyun membuat Jihyun sadar. Namja menyebalkan itu hanya kelaparan.
“Malhaebwa, kapan terakhir kali kau makan?”
“Aahh... Paegoppa”, ujar Kyuhyun berusaha mengalihkan pembicaraan. Kalau sampai Jihyun tau dia belum makan dari semalam pasti Jihyun akan marah besar.
Jihyun langsung beranjak ke dapur, mengambil beberapa bahan makanan dari dalam kulkas. Lalu mulai memanaskannya. Ia juga membuat sedikit sup kimchi yang pasti akan sangat enak bila di santap saat udara dingin seperti sekarang.
“Dimana abeonim dan eomonim?”, Kyuhyun mulai merasa aneh karena suasana rumah Jihyun tak biasanya sesepi ini. Biasanya saat deru mobilnya baru terdengar, Park eomoni sudah berlari keluar rumah lalu menyambutnya dengan ramah.
“Appa seminar di Jepang”, Jihyun menghentikan kegiatan memasaknya, lalu menatap Kyuhyun dengan sedikit emosi mengingat kejadian pemaksaan tadi pagi, “Kalau kau tidak memaksaku, appa tidak perlu capek-capek ke Jepang karna seharusnya aku yang menghadiri seminar itu”, lanjutnya dengan nada membunuh.
Kyuhyun merasa menyesal mengeluarkan pertannyaannya tadi.
“Eomma menemani eonni di rumahnya, suaminya shiff malam di rumah sakit,” lanjut Jihyun sambil menyelesaikan masakannya.
“Jadi kau sendirian di rumah malam ini?”, sifat jahil seorang Evil Kyu memang tidak pernah hilang sedetikpun dari dirinya.
“Jangan pikir kau bisa macam-macam denganku, Mr. Cho”, nada bicara Jihyun benar-benar datar kali ini.
“Kau tidak boleh mengambil siff malam!”, ujar Kyuhyun dengan nada ketus.
“Huh?”, Jihyun mengernyitkan dahi, tidak mengerti arah pembicaraan Kyuhyun.
“Saat kau mendapatkan ijin praktek dan mulai bekerja di rumah sakit”, jelas Kyuhyun. Jihyun menganggukkan kepalannya. Kyuhyun ingat perkataan yeoja itu beberapa hari lalu, bahwa bulan depan mungkin ia sudah bisa mendapat ijin prakteknya.
“Keundae, wae? Sebagai dokter ‘kan aku harus siap siaga 24 jam untuk menyelamatkan nyawa pasienku kelak”, kali ini Jihyun memberi alasan yang logis untuk menyangkal permintaan Kyuhyun.
“Yaakk!! Kau ini seorang wanita, aku tak mau terjadi sesuatu yang buruk padamu”, bentak Kyuhyun, ”Kau pikir baik, seorang wanita keluar rumah tengah malam sendirian pula”, ia benar-benar benci dengan Jihyun yang keras kepala seperti ini. Tapi pada akhirnya Jihyun hanya bisa mengangguk dengan semua permintaan Kyuhyun dan menurutinya. Bukankah evil maknae benar-benar selalu berkuasa bila terus seperti ini?
Beberapa saat kemudian Jihyun mendekati Kyuhyun yang sudah duduk tenang di meja makan karena ada PSP di tangannya. Ia meletakan semangkuk nasi, sepasang sumpit dan sendok. Lalu kembali ke dapur untuk mengambil sup yang baru saja matang.
“Jal mogesimnida”, Kyuhyun mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Sepertinya ia benar-benar lapar, bahkan sampai tak sadar Jihyun dari tadi memperhatikannya.
“Jogi...Mani appu?” Jihyun masih saja khawatir dengan keadaan Kyuhyun.
Kyuhyun lantas mendongak menatap Jihyun yang teduh.
“Wae? Takut aku mati?” jawabnya santai.
“Ahni...” wajah Jihyun langsung memerah dan tertunduk malu. Ia mengaduk-aduk sup kimchi di depannya tanpa sedikitpun niat untuk menyantapnya.
“Aku hanya takut ada yang hilang dari hidupku”, gumamnya sepelan mungkin, tapi masih bisa membuat Kyuhyun menjatuhkan sumpit dari genggamannya.
“Mworagu?” Kyuhyun cepat-cepat meminta penjelasan.
“Omo?! Kau mendengar apa yang kukatakan?” wajah Jihyun semakin memerah.
“Aigoo...Babbo...Babbo...Babbo...”, Jihyun menundukkan kepala lalu mengetuk-ketukan kepalanya ke meja, kebiasaan yang selalu ia lakukan saat menyadari kesalahan yang ia perbuat.
Kyuhyun hanya tersenyum saat lagi-lagi Jihyun bersikap bodoh di depannya, tapi itulah salah satu daya tarik Jihyun di matanya –Kyuhyun- selain kakinya yang jenjang.
Kyuhyun mengulurkan tangannya, lalu menahan kepala Jihyun saat yeoja itu akan membenturkannya ke meja lagi.
“Dwesseo... Bukan seperti itu... Seharusnya kau mengatakan ‘Aku takut kehilanganmu Kyuhyun oppa’, geuraetji?” ujarnya dengan nada menggoda.
“Araseo...Araseo...“, Jihyun mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Kyuhyun walau dengan wajah yang sudah semerah buah cherry.
Geurae...
Aku memang takut kehilanganmu... Membayangkannyapun membuat hatiku sakit... Seseorang yang selalu membuatku bertindak bodoh... Seseorang yang tak pernah peduli terhadap dirinya sendiri, tapi sangat memperhatikanku... Seseorang yang benar-benar membuatku bahagia...
Aku tak akan pernah mau kehilanganmu Mr.Cho...
Tuhan... Terima kasih karena memberinya kesempatan untuk terus menemani dan menjagaku...
Kyuhyun mengulurkan sesendok nasi ke depan mulut Jihyun, membuat yeoja –yang mengikat rambutnya ke atas itu tersadar dari lamunannya.
“Mwoga?”
“Aaaa”, Kyuhyun menyuruhnya membuka mulut.
Saat mulut Jihyun terbuka Kyuhyun langsung menyuapkan nasi di sendoknya.
“Walaupun kau punya masalah dengan pencernaanmu, kau tetap harus makan. Aku tak suka melihat pacarku kurus seperti ini”, kata-kata Kyuhyun barusan membuat Jihyun kaget.
Dari mana Kyuhyun tau ia punya masalah pencernaan? Satu-satunya orang yang tau masalah ini hanya ayahnya, dan ia sudah memintanya untuk merahasiakan masalah ini dari siapapun.
“Neo…”
“Jangan tanya aku tau dari mana, aku tau karna aku memperhatikanmu”, walaupun dengan nada yang benar-benar datar, kata-kata Kyuhyun sukses membuat Jihyun luluh.
Jihyun beranjak menuju dapur, mengambil semangkuk nasi lengkap dengan sendok dan sumpit lalu kembali duduk di hadapan Kyuhyun.
“Jal mogesimnida!!”
“Besok aku mulai pindah ke apartement”, ujar Jihyun setelah menyumpitkan sepotong lauk ke mulutnya.
“Pinnya masih sama bukan?”
“Wae?”
“Jaga-jaga, kalau suatu hari aku ingin tidur di apartementmu”, ujar Kyuhyun sambil terus melahap makanannya.
BuuKKkk
Sendok di tangan Jihyun sempat melayang ke kepala Kyuhyun.
“Kalau begitu aku akan menggantinya”, jawab Jihyun sambil menjulurkan lidahnya, lalu melanjutkan makan malamnya lagi.
Kyuhyun hanya tersenyum melihat kelakuan yeoja di depannya.
“Keurom!! Aku akan memastikan kau tidak berani menggantinya”, Kyuhyun beranjak dari kursinya. Ia berjalan mendekati kursi Jihyun. Jihyun yang merasa risih, langsung berbalik lengkap dengan sumpit di tangan kanan dan sendok di tangan kiri, ia bagaikan seseorang yang siap untuk berperang. “Apa yang kau inginkan?”, tanyanya dengan nada datar, wajahnya memerah karena berapa di jarak sedekat ini dengan Kyuhyun.
“Kau pasti tau, apa yang aku inginkan”, ujar Kyuhyun sambil mulai menggelitik pinggang Jihyun. Jihyun mulai mengeliat bagai cacing kepanasan, ia memang tak kuat digelitiki seperti ini, ”Yaa!!! Hentikan…”, ujarnya di tengah-tengah tawa karena menahan geli.
-End-