Sabtu, 29 Oktober 2011

-JiKyuVeel- Strong Heart


  


Title : Strong Heart
Author : Stella Park
Cast : Park Jihyun, Cho Kyuhyun,
Super junior   
Genre : Romance
Leght : Oneshoot
Rating : PG-17


-SBS Building, 13 July 2010 -
“Kenapa aku harus menemanimu syuting?”, Jihyun tak henti-hentinya bertanya kepada Kyuhyun di tengah perjalanan mereka menuju studio SBS Strong Heart. Hari ini Super Junior Leeteuk, Sindong, Eunhyuk, Donghae, Siwon, dan Kyuhyun menjadi salah satu bintang tamu dari acara -yang dibawakan oleh Kang Hodong dan Lee Seunggi itu. Dan maksud Kyuhyun mengajak Jihyun bukan hanya untuk menemaninya, tapi ia juga ingin memperkenalkan “dunia”nya pada Jihyun.
Yaa~ lepaskan tanganku! Kau mau semua orang curiga melihat tingkahmu yang seperti ini?”, Jihyun berusaha menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun. Namun tidak bisa. Tangan Kyuhyun yang besar mencerminkan kekuatan yang ada didiri namja bertinggi 181 itu sebenarnya.
Kyuhyun menggenggam tangannya erat dari mulai ia –Kyuhyun- membukakan pintu mobil untuknya bak seorang pangeran dan putri kerajaan. Dan walaupun mereka berjalan melalui pintu belakang, tetap saja banyak staff dan artis yang lalu lalang di dekat mereka, dan pasti akan berpengaruh bagi karier Kyuhyun bila ada berita tentang scandal cintanya –Kyuhyun-.
“Karena kemarin aku telah menuruti semua kemauanmu…”
“Bukan kemauanku tapi kau memang harus check up, kau lupa dengan operasi telinga kanan yang baru saja kau jalani? Dan satu lag,i aku tau dari appa, selama aku di L.A kau jarang sekali check up, geurae?”, Jihyun selalu tak bisa menerima semua tuduhan Kyuhyun kepadanya.
“Terserah kau saja. Yang penting hari ini kau harus ikut bersamaku, TITIK!!”, ujar Kyuhyun mengakhiri untaian kata yang ingin ia bicarakan untuk saat ini.
Yaa~, CHO KYUHYUN!! Mulai hari ini aku harus membantu appa di rumah sakit. Yaa!!”, Kyuhyun sama sekali tak menghiraukan teriakan yeojachingu-nya. Ia tetap bersikukuh menarik Jihyun memasuki studio.
-
Acara Strong Heart sudah mulai direkam sejak 20 menit yang lalu. Jihyun yang mulanya merasa sebal saat Kyuhyun menarik-narik tangannya masuk ke studio dan menyuruhnya berdiri di antara staff SBS hanya untuk menemani namjachingu-nya syuting, mulai terhibur saat melihat tingkah konyol pembawa acara dan para bintang tamu Strong Heart. Bahkan ia tak bisa menahan tawa saat Lee Seunggi –aktor favorite-nya tarkena semburan gas hingga seluruh rambutnya berdiri seakan baru saja tersengat aliran listrik yang kuat.
Reallity show yang melibatkan banyak artis kenamaan ini, lebih banyak membahas tentang kejadian mengesankan yang pernah dialami seorang idol di masa lalunya. Dikemas dengan konsep santai dan tetap menghibur dan dipandu oleh MC kenamaan, Kang Hodong ditemani partner dengan paras rupawan Lee Seunggi.
Beberapa menit kemudian sepertinya tiba giliran Kyuhyun untuk menceritakan segelintir pengalaman hidupnya. Bagaikan kamera yang meng-cloce up wajah Kyuhyun saat ia mulai bercerita, Jihyun juga menatap wajah Kyuhyun dengan seksama, memperhatikan setiap celah kecil yang namja -itu- lakukan.
“Sebenarnya, aku sedikit ragu”, Kyuhyun memulai ceritanya, Jihyun sangat penasaran dengan apa yang akan diceritakan kekasihnya. Rasa penasaran telah menghapus kekesalan dalam hatinya.
“Ini mungkin pertama kalinya aku menceritakan peristiwa kecelakaan yang menimpaku beberapa tahun lalu di acaraTV,”
Nde”, Kang Hodong dan Lee Seunggi seakan berusaha menyakinkan Kyuhyun.
“3 tahun yang lalu, dalam perjalanan pulang setelah menjadi bintang tamu bersama  Shindong hyung dalam acara SuKiRa, aku mengalami kecelakaan,”
Mata Jihyun terbelalak saat mengetahui arah cerita Kyuhyun. Cerita yang sama sekali tidak ingin ia dengar. Sebuah tragedy yang mempertemukannya dengan namja bernama Cho Kyuhyun dan sebuah tragedy hampir merenggut nyawa namja-nya. Kecelakaan Kyuhyun 3 tahun yang lalu. Tragedy yang hampir memisahkan mereka berdua.

-Samsung Medical Center,19 April 2007-
Para pemburu berita yang tak gentar berburu informasi tentang keadaan member boyband Super Juinor yang semalam mengalami kecelakaan terus saja berkerumun di depan rumah sakit. Tanpa kenal lelah menanyai semua orang yang lalu-lalang di sekitar rumah sakit.
Di dalam, semua orang terdekat korban kecelakaan dan member Super Junior yang lain masih berkumpul di ruangan yang khusus dipesan dan dijaga dengan sangat ketat oleh bodyguard SM entertaiment.
Eunhyuk dan Shindong yang hanya mengalami trauma dan luka ringan telah dipindahkan ke ruang perawatan yang sama, member Super Junior yang lain juga menemani mereka di ruangan itu.
Leeteuk menderita goresan di punggung dan tangan, ia yang pertama kali dibawa ke rumah sakit. Leeteuk harus menjalani operasi untuk mengeluarkan pecahan kaca dari punggungnya. Ia menerima total 170 jahitan di punggung dan wajahnya.
Berbeda dengan ketiga anggota Super Junior lainnya, Kyuhyun harus mendapatkan perawatan serius di ICU. Sekarang ia masih dalam keadaan koma. Kyuhyun memang sedikit terlambat dibawa ke rumah sakit. Petugas mengira luka yang ia alami tidak begitu parah karena hanya terlihat goresan-goresan kecil di beberapa bagian tubuhnya. Tapi setelah sampai rumah sakit dan dilakukan penanganan medis baru diketahui bahwa ia yang memperoleh luka paling parah, karena ia duduk tepat di belakang pengemudi. Patah kaki, retak di tulang pinggul, dan 6 ruas tulang rusuknya patah. Dokter bahkan sempat menyerah saat menanganinya.
-
Ruang jaga suster agak lengang hari ini, hanya ada seorang yeoja sedang bermain dengan ponselnya untuk menahan rasa kantuk yang pasti melanda di tengah malam seperti ini. Sangat asyik dengan dunianya sendiri, higga tidak menyadari kekacauan apa yang sedang terjadi di rumah sakit itu.
Park Jihyun, putri bungsu pemegang saham terbesar sekaligus president direktur dari Samsung Medical Center. Rumah sakit merupakan rumah kedua baginya. Ia memang terbiasa dengan keadaan rumah sakit sejak kecil. Ia juga piawai dalam merawat pasien yang sakit, karena terbiasa melihat ayahnya bekerja.
Ia mulai benar-benar membantu ayahnya di rumah sakit sejak 6 bulan yang lalu. Di rumah sakit ia biasa menggunakan pakaian suster, dan membantu mengurus pasien-pasien remaja yang biasanya mudah bosan bila harus tinggal di rumah sakit. Jihyun punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa bosan ‘pasien’nya. Ia biasa membawakan mereka game portable, permainan monopoli, hingga koleksi manga jepang miliknya agar mereka mau melanjutkan pengobatan di rumah sakit.
“Jihyun-ah, sajangnim menyuruhmu masuk ruang operasi sekarang” seru seorang suster yang baru saja masuk ke ruangan itu. Suster itu terlihat sedang mencari data di computer.
Jihyun membelalak mata mendengar perkataannya. “Jeongmalyo eonni?” Selama ini ayahnya selalu melarang jihyun masuk ruang operasi. Beliau bilang belum saatnya Jihyun membantu proses operasi –ia belum cukup pengalaman, ia bahkan baru masuk di semester awal fakultas medical.
Jihyun berjalan dengan riang melewati lorong rumah sakit sambil mendorong rak berisi alat-alat operasi. Jihyun merasa senang karena dengan ini berarti kepercayaan Park Kihwan padanya semakin bertambah. 
 “Anak ini adalah seorang penyanyi, bernyanyi adalah impiannya. Jika kalian mengoperasi tenggorokannya, bukankah itu sama saja kalian merebut harapannya yang terakhir? Kalaupun ia mampu bertahan hidup, apa ia mampu melanjutkan hidupnya?” samar-samar Jihyun mendengar suara dua orang yang sedang beradu pendapat saat ia semakin dekat dengan ruang operasi.
Jihyun dapat melihat seorang dokter keluar dari ruangan di depannya. “Appa…” gumamnya. Ia mendekati dokter itu. “Appa, memperbolehkanku masuk ruang operasi? Jinjja?” bisiknya sambil agak berjinjit. Pak Kihwan hanya menggedikkan bahu ke pintu Ruang operasi di belakangnya, menyuruh Jihyun untuk segera masuk
 “Apa anda sudah gila? Nyawa anak anda sedang di ujung tanduk, dan anda masih memikirkan impiannya untuk bernyanyi? Kita harus segera melakukan operasi apapun yang terjadi!”
Seorang dokter lain muncul. Wang Yong Jok. Itu yang tertulis di tanda pengenalnya yang Jihyun lihat saat berpapasan dengan beliau.
“Agar anak ini tetap bisa bernyanyi,aku akan melakukan operasi dengan metode lain..”
“Tenanglah Kyuhyun pasti selamat…”, Jihyun masih bisa mendengar suara yang sangat ia kenali, suara ayahnya.
Jadi, pasien yang sedang koma itu bernama Kyuhyun?
4th day passed…
“Jadi kau baru berumur 17 tahun?” Kyuhyun terus bertanya dengan wajah penasaran dengan yeoja di depannya.
Setelah Kyuhyun sadar, Jihyun ditugaskan langsung oleh ayahnya untuk merawat Kyuhyun. Ia menerima tugas itu dengan senang hati, karena ia merasa itu adalah kewajibannya untuk merawat pasien remaja di rumah sakit ini.
“Cepatlah habiskan makananmu dan minum obat ini” ujarnya dengan senyuman ramah. “Aku tau, kemarin kau memuntahkan semua obatmu ‘kan, Kyuhyun-shi?” lanjutnya dengan tampang menyelidik. Ia sudah biasa menangani hal-hal seperti ini.
Jihyun melihat Kyuhyun berdecak sebal, “Berapa kali aku bilang, jangan seformal itu saat berbicara padaku. Yak, berapa nomor ponselmu?” kyuhyun melontarkan pertanyaan itu dengan tampang polosnya.
“Mianhae, kami menjunjung profesionalitas dalam bekerja.”

Air mata Jihyun meleleh saat mengingat kembali kejadian itu, tapi dengan cepat ia hapus menggunakan punggung tangan. Ia lantas menatap Kyuhyun lalu tersenyum, disaat bersamaan Kyuhyun juga sedang menatapnya lalu membalas senyumannya, walau tak dapat menutupi kesedihan -yang ia rasakan saat mengingat kejadian yang hampir merebut nyawanya dari Jihyun. Jihyun terus tersenyum ke arah namjachingu-nya, berusaha memberinya –Kyuhyun- kekuatan saat air mata Kyuhyun akan meluncur tak terkendali. Jihyun tau Kyuhyun akan sangat benci pada dirinya sendiri, bila ia menangis. Bagi Kyuhyun seorang laki-laki itu pantang menangis.
Jihyun lantas mengerakkan bibirnya, “Uljima”, ia memberi isyarat pada namja-nya itu sambil tersenyum, menahan air matanya sendiri yang sudah di pelupuk mata.
-
“Setelah sadar, saat mendengar itu semua, aku merasa ingin menangis. Karena Abeoji adalah orang pertama yang selalu menentang mimpiku menjadi penyanyi.” Mata Kyuhyun mulai berkaca-kaca mengingat kasih sayang ayahnya.
“Dia selalu berkata, ‘Bagaimana bisa anak seorang chairman, menjadi penyanyi?’. Namun, dengan caranya sendiri yang tidak kuketahui, Abeoji berusaha melindungi mimpi itu untukku”, suara Kyuhyun mulai serak ia melirik yeoja-nya. Jihyun sedang menatapnya dalam, sambil tersenyum menguatkannya. Kyuhyun balas tersenyum kepadanya. “Uljima”, ia melihat Jihyun memberi isyarat ke arahnya, lalu tersenyum memamerkan eyesmile-nya.
Aku benar-benar beruntung bisa terus di sini bersamamu. Gomawo, telah merawatku selama ini. Walaupun dengan caramu yang aneh, tapi aku tetap merasa ada sesuatu yang hilang saat kau jauh dariku.
“Kyuhyun-shi, berapa lama kau pulih seperti sekarang ini?”, tanya Kang Hodong ditengah-tengah acara.
“Setelah 5 bulan, aku bisa naik panggung lagi ketika itu semua orang terus berteriak menyemangatiku hingga lagu usai. Aku begitu terharu dan aku merasa seperti terlahir kembali. Aku dapat menyanyikan lagu kesukaanku, kembali melakukan aktivitas bersama member yang lain, bisa berjalan, bisa menyantap makanan dan bisa melanjutkan hidup, aku sangat mensyukuri itu semua.”
“Aku sangat berterima kasih kepada ayahku yang telah melindungi mimpiku menjadi seorang penyanyi. Dan kepada Eunhyuk hyung, orang pertama yang berlari ke arahku, memegang tanganku dan berdoa bersamaku.”
---
Jihyun dan Kyuhyun telah berada di dalam van, setelah sebelumnya harus menghadapi sekelompok wartawan yang telah menanti mereka di depan gedung SBS. Jihyun sibuk dengan i-Phone yang tak pernah lepas dari tangannya dan Kyuhyun tengah asik melanjutkan level Starcraft di PSP-nya.
Shindong dan Eunhyuk sudah tertidur pulas, memanfaatkan waktu sekecil apapun untuk tidur. Biasanya Leeteuk  juga akan langsung tidur, tapi kali ini ia terus memperhatikan Kyuhyun, khawatir padanya karena harus menceritakan pengalaman tidak mengenakkan dalam hidupnya.
“Kyu-ah, gwenchana?” Leeteuk merasa bersalah karena menerima scrip yang di ajukan PD-nim Strong Heart kepadanya.
Gwenchana hyung, keutjongmal
---
-Park Familly’s house, 24.00 KST-
Mobil Hyundai Sonata yang dikemudikan Kyuhyun berhenti di sebuah rumah berpagar tinggi yang di kelilingi kebun indah. Belum sempat Kyuhyun mematikan mesin dan membukakan pintu untuknya, Jihyun langsung keluar begitu saja seakan tidak memperdulikan kehadiran Kyuhyun.
Yaakk..Chakkaman...” teriak Kyuhyun sambil berusaha menarik tangan Jihyun.
Setelah berhasil menghentikan langkah gadis itu dan membuatnya berbalik menghadapnya, Kyuhyun langsung memasang muka lemas dan mulai berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya.
Wae?
Yaa...Yaa..Yaa, neo wae geurae? Gwenchanayo?” sikap ketus Jihyun mulai melunak saat melihat wajah Kyuhyun yang pucat. Jihyun memang selalu khawatir padanya, karena keadaannya yang mudah sekali drop semenjak kecelakaan itu
Jihyun langsung memapah Kyuhyun ke dalam rumah. Setelah membantunya duduk di soffa. Jihyun mulai mencari nadi di pergelangan tangan Kyuhyun.
Krriukk...
Suara bising dari perut Kyuhyun membuat Jihyun sadar. Namja menyebalkan itu hanya kelaparan.
Malhaebwa, kapan terakhir kali kau makan?”
“Aahh... Paegoppa”, ujar Kyuhyun berusaha mengalihkan pembicaraan. Kalau sampai Jihyun tau dia belum makan dari semalam pasti Jihyun akan marah besar.
Jihyun langsung beranjak ke dapur, mengambil beberapa bahan makanan dari dalam kulkas. Lalu mulai memanaskannya. Ia juga membuat sedikit sup kimchi yang pasti akan sangat enak bila di santap saat udara dingin seperti sekarang.
“Dimana abeonim dan eomonim?”, Kyuhyun mulai merasa aneh karena suasana rumah Jihyun tak biasanya sesepi ini. Biasanya saat deru mobilnya baru terdengar, Park eomoni sudah berlari keluar rumah lalu menyambutnya dengan ramah.
Appa seminar di Jepang”, Jihyun menghentikan kegiatan memasaknya, lalu menatap Kyuhyun dengan sedikit emosi mengingat kejadian pemaksaan tadi pagi, “Kalau kau tidak memaksaku, appa tidak perlu capek-capek ke Jepang karna seharusnya aku yang menghadiri seminar itu”, lanjutnya dengan nada membunuh.
Kyuhyun merasa menyesal mengeluarkan pertannyaannya tadi.
Eomma menemani eonni di rumahnya, suaminya shiff malam di rumah sakit,” lanjut Jihyun sambil menyelesaikan masakannya.
“Jadi kau sendirian di rumah malam ini?”, sifat jahil seorang Evil Kyu memang tidak pernah hilang sedetikpun dari dirinya.
“Jangan pikir kau bisa macam-macam denganku, Mr. Cho”, nada bicara Jihyun benar-benar datar kali ini.
 “Kau tidak boleh mengambil siff malam!”, ujar Kyuhyun dengan nada ketus.
“Huh?”, Jihyun mengernyitkan dahi, tidak mengerti arah pembicaraan Kyuhyun.
“Saat kau mendapatkan ijin praktek dan mulai bekerja di rumah sakit”, jelas Kyuhyun. Jihyun menganggukkan kepalannya. Kyuhyun ingat perkataan yeoja itu beberapa hari lalu, bahwa bulan depan mungkin ia sudah bisa mendapat ijin prakteknya.
Keundae, wae? Sebagai dokter ‘kan aku harus siap siaga 24 jam untuk menyelamatkan nyawa pasienku kelak”, kali ini Jihyun memberi alasan yang logis untuk menyangkal permintaan Kyuhyun.
Yaakk!! Kau ini seorang wanita, aku tak mau terjadi sesuatu yang buruk padamu”, bentak Kyuhyun, ”Kau pikir baik, seorang wanita keluar rumah tengah malam sendirian pula”, ia benar-benar benci dengan Jihyun yang keras kepala seperti ini. Tapi pada akhirnya Jihyun hanya bisa mengangguk dengan semua permintaan Kyuhyun dan menurutinya. Bukankah evil maknae benar-benar selalu berkuasa bila terus seperti ini?
Beberapa saat kemudian Jihyun mendekati Kyuhyun yang sudah duduk tenang di meja makan karena ada PSP di tangannya. Ia meletakan semangkuk nasi, sepasang sumpit dan sendok. Lalu kembali ke dapur untuk mengambil sup yang baru saja matang.
Jal mogesimnida”, Kyuhyun mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Sepertinya ia benar-benar lapar, bahkan sampai tak sadar Jihyun dari tadi memperhatikannya.
Jogi...Mani appu?” Jihyun masih saja khawatir dengan keadaan Kyuhyun.
Kyuhyun lantas mendongak menatap Jihyun yang teduh.
Wae? Takut aku mati?” jawabnya santai.
Ahni...” wajah Jihyun langsung memerah dan tertunduk malu. Ia mengaduk-aduk sup kimchi di depannya tanpa sedikitpun niat untuk menyantapnya.
“Aku hanya takut ada yang hilang dari hidupku”, gumamnya sepelan mungkin, tapi masih bisa membuat Kyuhyun menjatuhkan sumpit dari genggamannya.
Mworagu?” Kyuhyun cepat-cepat meminta penjelasan.
Omo?! Kau mendengar apa yang kukatakan?” wajah Jihyun semakin memerah.
Aigoo...Babbo...Babbo...Babbo...”, Jihyun menundukkan kepala lalu mengetuk-ketukan kepalanya ke meja, kebiasaan yang selalu ia lakukan saat menyadari kesalahan yang ia perbuat.
Kyuhyun hanya tersenyum saat lagi-lagi Jihyun bersikap bodoh di depannya, tapi itulah salah satu daya tarik Jihyun di matanya –Kyuhyun- selain kakinya yang jenjang.
Kyuhyun mengulurkan tangannya, lalu menahan kepala Jihyun saat yeoja itu akan membenturkannya ke meja lagi.
Dwesseo... Bukan seperti itu... Seharusnya kau mengatakan ‘Aku takut kehilanganmu Kyuhyun oppa’, geuraetji?” ujarnya dengan nada menggoda.
Araseo...Araseo...“, Jihyun mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Kyuhyun walau dengan wajah yang sudah semerah buah cherry.
Geurae...
Aku memang takut kehilanganmu... Membayangkannyapun membuat hatiku sakit...  Seseorang yang selalu membuatku bertindak bodoh... Seseorang yang tak pernah peduli terhadap dirinya sendiri, tapi sangat memperhatikanku... Seseorang yang benar-benar membuatku bahagia...
Aku tak akan pernah mau kehilanganmu Mr.Cho...
Tuhan... Terima kasih karena memberinya kesempatan untuk terus menemani dan menjagaku...
Kyuhyun mengulurkan sesendok nasi ke depan mulut Jihyun, membuat yeoja –yang mengikat rambutnya ke atas itu tersadar dari lamunannya.
Mwoga?”
“Aaaa”, Kyuhyun menyuruhnya membuka mulut.
Saat mulut Jihyun terbuka Kyuhyun langsung menyuapkan nasi di sendoknya.
“Walaupun kau punya masalah dengan pencernaanmu, kau tetap harus makan. Aku tak suka melihat pacarku kurus seperti ini”, kata-kata Kyuhyun barusan membuat Jihyun kaget.
Dari mana Kyuhyun tau ia punya masalah pencernaan? Satu-satunya orang yang tau masalah ini hanya ayahnya, dan ia sudah memintanya untuk merahasiakan masalah ini dari siapapun.
Neo…
“Jangan tanya aku tau dari mana, aku tau karna aku memperhatikanmu”, walaupun dengan nada yang benar-benar datar, kata-kata Kyuhyun sukses membuat Jihyun luluh.
Jihyun beranjak menuju dapur, mengambil semangkuk nasi lengkap dengan sendok dan sumpit lalu kembali duduk di hadapan Kyuhyun.
Jal mogesimnida!!”
“Besok aku mulai pindah ke apartement”, ujar Jihyun setelah menyumpitkan sepotong  lauk ke mulutnya.
“Pinnya masih sama bukan?”
Wae?
“Jaga-jaga, kalau suatu hari aku ingin tidur di apartementmu”, ujar Kyuhyun sambil terus melahap makanannya.
BuuKKkk
Sendok di tangan Jihyun sempat melayang ke kepala Kyuhyun.
“Kalau begitu aku akan menggantinya”, jawab Jihyun sambil menjulurkan lidahnya, lalu melanjutkan makan malamnya lagi.
Kyuhyun hanya tersenyum melihat kelakuan yeoja di depannya.
Keurom!! Aku akan memastikan kau tidak berani menggantinya”, Kyuhyun beranjak dari kursinya. Ia berjalan mendekati kursi Jihyun. Jihyun yang merasa risih, langsung berbalik lengkap dengan sumpit di tangan kanan dan sendok di tangan kiri, ia bagaikan seseorang yang siap untuk berperang. “Apa yang kau inginkan?”, tanyanya dengan nada datar, wajahnya memerah karena berapa di jarak sedekat ini dengan Kyuhyun.
“Kau pasti tau, apa yang aku inginkan”, ujar Kyuhyun sambil mulai menggelitik pinggang Jihyun. Jihyun mulai mengeliat bagai cacing kepanasan, ia memang tak kuat digelitiki seperti ini, ”Yaa!!! Hentikan…”, ujarnya di tengah-tengah tawa karena menahan geli.

-End-




Jumat, 28 Oktober 2011

-JiKyuVeel- Back to Seoul


Author : Stella Park
Cast : Park Jihyun, Cho Kyuhyun,
Super junior   
Genre : Romance
Leght : Oneshoot
Rating : PG-17
-         Incheon International airport, 09.00 KST -
Hiruk pikuk dan kesibukan disana-sini.  Pintu keberangkatan dan kedatangan tak henti-hentinya terbuka. Incheon International Airport memang penuh sesak oleh manusia yang datang dari penjuru negeri, bahkan juga dari berbagai belahan dunia. Suara decitan koper dan troli barang terdengar disana-sini. Sangat berisik.
Senyum sumringah mengembang diparas cantik seorang yeoja saat mengetahui dirinya telah sampai di Korea. Sudah 2 tahun, sejak terakhir kali ia ke Korea dalam liburan musim semi-nya. Kini ia harus kembali ke negaranya. Bukannya tidak senang karena harus pulang ke Korea dan menunda study D3 bisnis yang ia pilih, tapi karena alasan di balik itu semua. Perusahaan ayahnya sedang diterpa masalah dan ia memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di dalam negeri, barangkali ia juga bisa kuliah sambil membantu ayahnya.
Appa!!”, teriak yeoja itu saat mendapati sosok pria yang sangat ia kenal.
Aigoo Jihyun-a, uri ttal”, ujar pria tengah baya itu saat mendapat pelukkan hangat dari putrinya. “Bogoshippo”, Jihyun tak pernah kehilangan sikap manjanya terhadap sang ayah.
Appa, kau tak melakukan apa yang kuperintahkan selama aku tak di Korea?”, Tanya Jihyun tiba-tiba dengan nada menyelidik bak seorang detektif handal.
Sang ayah hanya terlihat bingung mendengar pertanyaannya, “Mwoya?
Aigoo, lihatlah pipi appa jadi tirus seperti ini”, Jihyun mengecup pipi ayahnya sekilas.
”Ah, pasti eomma tak meyuapimu seperti yang biasa kulakukan, keurae?”, ia terus saja bergelayut manja di lengan appa-nya.
Geurae, terserah kau saja”, seperti biasa tuan Park Ki Hwan hanya bisa mengalah dan meng-iya-kan semua yang putri –kesayangannya- katakan. Park Jihyun hanya tersenyum senang mendengar jawaban appa-nya.
Mereka berjalan menuju mobil yang terparkir rapi di halaman bandara. Saat tuan Park membukakan pintu penumpang, Jihyun malah menyuruhnya untuk duduk dan lagi-lagi dia hanya menurut.
 “Untuk hari ini appa harus mau jadi penumpang”, ujar Jihyun dengan nada memerintah.
---
-         Park family’s house, 21.00 KST -
Jihyun mengambil beberapa bungkusan dan memberikannya kepada appa dan eonni-nya, “Igo, appa…”, ”Igo, eonni…”.
Keluarga kecil Park sedang berkumpul dalam kehangatan makan malam keluarga.
Aigoo, nappeun yeoja. Jadi kau tak memberikan oleh-oleh untuk eomma?”, nyonya Park hanya bisa berdecak heran melihat kelakuan putri bungsunya yang tak pernah berubah.
Jihyun memang berbeda dengan Jieun –kakaknya- yang dekat dengan kedua orang tuanya. Jihyun lebih dekat dengan tuan Park, sedangkan nyonya Park, walau Jihyun juga teramat menyayanginya dan menghormatinya sebagai orang yang telah memberi ia kesempatan merasakan indahnya dunia tapi saat keduanya bertemu selalu saja ada yang mereka ributkan, apalagi setelah perjodohan konyol yang beliau atur 3 tahun yang lalu.
Namun terkadang Jihyun merasa ia harus berterima kasih kepada ibunya. Kalau bukan karena kencan buta konyol –yang diatur ibunya- itu juga, ia takkan bisa bertemu dengannya.
Kencan buta yang membuatnya trauma terhadap makhluk Tuhan yang menamakan dirinya “namja”. Kencan buta yang hampir saja membuat dirinya hancur. Kencan yang benar-benar mengerikan dan membuatnya trauma.
Tapi semua trauma yang ia bayangkan tidak benar-benar terjadi, karna dia datang tepat waktu dan menyelamatkannya dari jurang kehancuran. Menyelamatkannya dari namja hidung belang –yang beranggapan bahwa wanita hanyalah tisu, yang bisa ia gunakan lalu ia buang begitu saja- tepat waktu.
Cho Kyuhyun, dia yang menghilangkan semua ketakutannya, dan merubahnya menjadi perasaan yang benar-benar membingungkan saat ia bersamanya.
Drrrtt Drrrtt
Entah sudah keberapa kalinya ponsel Jihyun berdering menandakan ada panggilan dan sms masuk. Dan semua itu hanya dari satu orang. Cho Kyuhyun.
“Kalian bertengkar lagi?”, Ji eun berbisik di tengah-tengah makan malam mereka.
Ponsel Jihyun berhenti berdering, disusul helaan nafas lega dari yeoja -berambut coklat, panjang- itu.
Jihyun menyumpit bulgogi lalu membungkusnya dengan selada. “Appa, buka mulutmu! Aaaa…”, Jihyun menyuapkan bulgogi itu ke mulut ayahnya.
Drrrtt Drrrtt
Ponsel Jihyun kembali berdering. “Jihyun-a angkatlah dulu”, perintah tuan Park memang tak pernah bisa Jihyun tolak. Jihyun beranjak dari ruang makan, lantas berjalan masuk ke kamarnya.
---
-         Suju’s Room, SMent Town, 21.00 KST -
Babbo gateun!?!”, ujar Kyuhyun di tengah-tengah latihannnya. Ia langsung berlari kepojok ruang latihan itu.
Member Super junior masih sibuk menghafal setiap gerakan dance dari lagu mereka. Tetap berusaha konsentrasi walau keringat terus mengalir. Penat dan lelah terus mengganggu.
“Yaa!! Kyumong!! Wae geurae? Kita harus la…”, kata-kata Eunhyuk terhenti seketika saat mendapat tatapan tajam dari maknae group mereka. Cih~, dasar maknae kurang ajar. Ia lantas melangjutkan gerakan dance-nya yang sempat tertunda.
Kyuhyun langsung mengobrak-abrik tas ransel yang ia bawa. Setelah menemukan ponselnya, ia langsung memencet dial-up 1 dari screen ponselnya. Kyuhyun sibuk menghubungi seseorang, tapi tak ada satupun panggilan darinya yang terjawab. Ia berdecak kesal. Cho Kyuhyun neon jinjja jugoshipo.
WAE??
YAA!!”, teriak Kyuhyun dan Jihyun bersamaan, saat ponsel mereka terhubung.
Dari raut mukanya, terlihat sekali ia merasa bersalah. Apalagi setelah mendengar nada judes dari jawaban kekasihnya. Semua ini gara-gara Teukie yang memaksa latihan untuk  hari ini.
Neo eodiya?”, tak ada jawaban apapun dari Jihyun di seberang sana. Kyuhyun lupa hari ini kekasihnya -Park Jihyun- kembali dari L.A. Dan menurutnya itu benar-benar kesalahan fatal, mengingat 2 tahun mereka tak pernah bertemu dan seharusnya sebagai namja normal ia pasti ingin menjemput kekasihnya itu. Tapi profesinya menuntut hal lain.
Aigoo~, jagiya mian”, Kyuhyun memulai jurus merayu yang biasa ia gunakan untuk merayu hyung-hyungnya. Dan biasanya selalu berhasil membuat hati hyungnya luluh, terutama Leeteuk dan Siwon.
Tapi sangat mustahil bila itu terjadi pada Jihyun.
Tutt… tuttt
Benar bukan? Belum sempat bicara lebih lama, Jihyun sudah buru-buru memutuskan sambungan telfon mereka.
Mwoya!?!”, pitch suara Kyuhyun mulai naik.
“Kyuhyunnie, bisakah kau pelankan suaramu, aku tak bisa kon…”, kali ini giliran Siwon yang mendapat tatapan tajam si Evil Kyu. Ia langsung berbalik sambil terus menundukan kepalanya, sebelum pantulan bayangan Kyuhyun pada cermin di hadapannya berhenti melotot. “Tuhan, sadarkanlah dongsaeng-ku yang satu ini”, Siwon hanya bisa berdoa untuk maknae group-nya itu.
Saat ini Super Junior sedang gladi bersih untuk World Tour Super Junior yang akan dimulai di Seoul bulan Agustus. Ditambah segala kesibukan promo comeback album Suju-M. Dan sangking sibuknya Kyuhyun lupa kalau hari ini Park Jihyun –kekasihnya- pulang dari LA. Dan diobrolan terakhir kali -mereka- ia janji akan menjemput Jihyun di bandara.
“Cih~ kau mau marah padaku? Oke kita lihat saja nanti”, pikiran jahil seorang Cho Kyuhyun mulai melayang menembus awan. “Kau akan lebih menderita saat aku marah padamu, Hyunnie sayang”
Hyung, latihan kita sampai dimana tadi?”, ujarnya riang. Ekspersi muka Kyuhyun berubah drastis.
Member Super Junior yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan maknae mereka. Dan mereka hanya bisa menebak-nebak apa yang akan terjadi setelah ini.
“Untung aku tidak tinggal di dorm bersama kalian”, celetuk Siwon ditengah-tengah tariannya. Dan iapun langsung mendapat sebuah hadiah jitakan dari Leeteuk, ”Bicara sekali lagi, akan kuseret kau untuk tinggal di dorm bersama kami”.
---
-         Dorm Suju, Sharp Star City, Gwangjin, 03012010,09.00 KST -
Aigoo, bagus sekali…”.
Igo, Heechul oppa…”.
“Wah, sering-seringlah pergi ke luar negeri, supaya koleksi baju bermerkku tambah banyak”.
“Sepertinya ini terakhir kali aku ke luar negeri, aku ingin konsentrasi membantu appa mengelola rumah sakit”.
Suara-suara berisik dari ruang tengah dorm, membangunkan Kyuhyun dari mimpi indahnya. Tapi ia tak begitu saja bangun dari tempat tidurnya. Hawa dingin yang menusuk tulang serta rasa kantuk yang ia rasakan –karena hanya tidur selama 3 jam, membuatnya enggan untuk beranjak dari selimut yang hangat dan ranjang yang nyaman miliknya. “SHIKKEREO!!!”, ujar Kyuhyun ditengah-tengah rasa kantuknya.
Ceklek…
“Kalau hyung ingin membangunkanku, jangan dulu!!! Beri aku paling tidak 3 jam lagi untuk tidur, kau tau sendiri kita pulang jam 5 pagi”, gumam Kyuhyun dari balik selimut yang membungkus seluruh tubuhnya.
“Jadi ini yang kau lakukan selama aku di L.A? Selalu pulang malam?”, suara khas seorang yeoja membuat Kyuhyun membuka matanya lebar-lebar, tapi rasa kantuk mengalahkan rasa penasarannya dan membuatnya memejamkan mata lagi. Bagaimana dia bisa di sini?
“Kyunnie-ya…”, ujar Jihyun dengan nada mengoda, ”Ireona, Kyunnie-ya…”, kali ini dengan mengguncang-guncang badan Kyuhyun perlahan. Namun Kyuhyun tetap tak bergeming. Tapi Jihyun juga tak semudah itu untuk mengalah, terutama dengan seorang Cho Kyuhyun. Jihyun menarik selimut Kyuhyun, membuatnya menggeliat dan meringkuk memeluk lututnya sendiri saat merasakan hawa dingin yang menyapa harinya pagi ini.
Yaa~~Ireona Cho Kyuhyun…”, Jihyun mulai menarik-narik tangan Kyuhyun.
 ”Berhenti membangunkanku, atau saat bangun akan kucium kau!”, ancam Kyuhyun tanpa membuka matanya.
ANDWEE!!”,Jihyun langsung keluar dari kamar Kyuhyun. Kyuhyun hanya tersenyum mendengar teriakan yeojachingu-nya. Selalu sok, walau sebenarnya penakut.
---
-      Kyuhyun’s car -
Saat ini Kyuhyun dan Jihyun sedang dalam perjalanan ke rumah orang tua Kyuhyun di Nowon. Jihyun memang sangat dekat dengan dengan keluarga Kyuhyun. Ia ingin datang memberi salam, setelah sekian lama tidak bertemu dan memberikan sedikit oleh-oleh yang khusus ia beli untuk calon mertua dan kakak iparnya(?).
Selama setengah perjalanan dari Seoul ke Nowon, tak ada satupun di antara mereka yang mau membuka mulut. Kyuhyun konsentrasi penuh dengan jalanan yang terhampar di depannya, walau sesekali melirik ke arah bangku di sampingnya malihat siluet gadis yang sangat ia rindukan, tapi ego mengalahkan kerinduannya. Ia masih sebal dengan sikap Jihyun semalam saat menerima telfon darinya. Mematikan telfon seenaknya sendiri, dia pikir dia siapa?
Sedangkan Jihyun, ia sibuk memperhatikan pemandangan di sekitar jalanan yang ia lalui. Jihyun masih enggan berbicara dengan Kyuhyun walau sebenarnya ia sangat merindukan kekasihnya itu.
Mungkin inilah cara yang bisa mereka lakukan untuk mengekspresikan kasih sayang diantara keduanya. Walau banyak orang menganggap cara ini benar-benar aneh.
Cih~ kekasih sendiri tak ingat, orang lain malah di bawakan oleh-oleh”, Kyuhyun memcoba mencairkan keheningan di antara mereka, namun topic yang ia pilih sangat tidak tepat.
“Aku tak punya waktu untuk membelikan oleh-oleh untuk orang sepertimu”, ujarnya enteng.
YAKK!! Neo jin..
”Aku sedang malas berdebat denganmu, menyetir saja yang benar”, potong Jihyun tajam tanpa mengalihkan pandangannya. Memang benar apa yang baru saja ia katakan, Kyuhyun ‘kan tidak pandai mengemudi.
Mwo?? Dia pikir aku supir?? Batin Kyuhyun
Ide jail mulai muncul di benaknya. Kyuhyun menginjak pedal gas lebih dalam, membuat mobil matic yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan lebih dari 100km/jam.
Yaa!!”, Jihyun mulai terlihat panic,”Kau ingin kita mati konyol??”, tangannya menggenggam erat sit belt yang ia pakai. Kyuhyun hanya tersenyum puas karena berhasil dan selalu saja berhasil mengerjai Jihyun. Jihyun mulai memukul-mukul lengan Kyuhyun bahkan hingga menjambak rambutnya, karena namja usil itu makin menambah kecepatan mobil. Kyuhyun yang kaget, reflex menginjak pedal rem. Membuat keduanya terpental ke depan.
Ckkiittt…
YAA!!! CHO KYUHYUN!!!”, teriak Jihyun saat kepalanya beradu dengan dashboard mobil Kyuhyun.
---
 -Kyuhyun’s House, Nowon, 10.00 KST-
Kyu eomma sedang sibuk di dapur membereskan meja makan saat interphone yang terpasang di rumah itu berbunyi.
Nuguseyo?”saat Kyu eomma memperhatikan layar interphone tak ada sosok seseorangpun di sana.
Annyeonghaseyo eommoni”, wajah Jihyun yang penuh senyum tiba-tiba mengagetkan Kyu eomma, “Ommo, Jihyun-ah, Kyuhyun-ah. Chakkamaneyo!”, Kyu eomma sangat senang saat mengetahui Kyuhyun –putra kesayangannya- dan Jihyun –calon menantunya- datang. Ia langsung berlari ke pintu depan untuk menyambut kedatangan tamu special di rumahnya.
Saat pintu depan terbuka Kyu eomma langsung memeluk Jihyun, mereka sudah lama sekali tak bertemu. “Aigoo, Jihyun-ah kapan kau pulang nak?”,Jihyun hanya tersenyum menjawab pertanyaannya.
“Ayo masuk di luar dingin !”, ajak Kyu eomma saat hawa dingin menerpa tubuhnya.
Jihyun benar-benar menghormati ibu Kyuhyun. Sosoknya yang ramah, gaya berpakaiannya yang terlihat rapi dan anggun dan perhatiannya kepada anak-anaknya, membuatnya merasa nyaman berada di dekat wanita berumur 46 tahun tersebut.
Kyuhyun eomma dan Jihyun berjalan terlebih dulu diikuti Kyuhyun yang terlihat sebal melihat kedekatan kedua wanita yang ia sayangi.
Eomma, sebenarnya yang anakmu itu aku atau dia sih?”, ujar Kyuhyun saat ketiganya duduk di taman belakang yang mengarah langsung ke kolam renang.
Wae?”, Kyu eomma beranjak ke dapur untuk mengambil minuman dan kue. Kyuhyun tak menjawab pertannyaan itu.
Eommoni, abeonim eodiga?”, tanya Jihyun saat tak melihat gelagat keberadaan Tuan Cho, Kyu abeoji. “Kenapa rumah sepi sekali?”
“Ah, dia baru saja berangkat, kau ingin bertemu dengannya?” Kyuhyun dan Jihyun mengangguk bersamaan.
“Kalau begitu kalian bisa datang saat abeoji latihan berkuda nanti siang”
---
  -Arena Pacu Kuda-
“Kyaa!! Berhenti!! Turunkan aku!!” teriakan kencang keluar dari mulut Jihyun saat kuda yang mereka –Kyuhyun dan Jihyun- tunggangi mulai melaju kencang.
Ketakutan. Itulah yang ia rasakan.
Jihyun memang hanya pernah bercerita kepada Kyuhyun kalau dia phobia dengan kuda. Dan saat Kyuhyun eomma mengajaknya berkuda bersama Kyuhyun abeoji, ia merasa tak enak kalau menolaknya. Akhirnya ia menerima tawaran eomma Kyuhyun.
Pikiran jahil seorang Cho Kyuhyun muncul saat mereka baru saja menginjakan kaki di arena pacu kuda dan melihat Jihyun melangkahkan kakinya dengan sedikit keraguan.
Dan sekarang ia berada di atas hewan yang paling ia takuti, sedang melaju kencang. Untung ia tak sendiri. Ia dan Kyuhyun naik kuda yang sama. Jihyun yang meminta. Kyuhyun hanya diam saja karena dia memang cukup jago naik kuda, dan dengan naik kuda bersama semakin terbuka lebar jalannya untuk berbuat jail.
Tapi Jihyun yang benar-benar phobia dengan hewan yang dapat berlari kencang ini, berfikir Kyuhyun masih bisa melindungi Jihyun kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
“Bisakah kau tenang sedikit! Larinya akan semakin kencang bila kau terus berteriak”, ujar Kyuhyun senyam-senyum melihat Jihyun yang ketakutan setengah mati. Ia bukan berusaha menghentikan lari kudanya, tapi tanpa Jihyun sadari ia malah memacu kuda itu berlari semakin cepet. Kemampuan berkuda yang tidak pernah berubah.
“KAU TAU AKU PHOBIA KUDA ‘KAN? LALU KENAPA KAU TETAP MEMILIH KUDA PACU? KAU INGIN AKU MATI? HUH?” Jihyun tetap tak merendahkan nada bicaranya walau suaranya sekarang terdengar lebih serak. Apa dia menangis?
Kyuhyun sempat tersentak mendengar teriakan Jihyun barusan.
“KALAU KAU INGIN TERUS HIDUP TENANGLAH!! PERCAYALAH PADAKU!! KAU LUPA DENGAN KEMAMPUANKU??”
Orang tua Kyuhyun yang berada di rest area dapat melihat perdebatan mereka. “Yeobo, apa mereka akan baik-baik saja?” Kyu eomma mulai merasa cemas. “Jihyun ‘kan phobia  kuda, tapi kenapa kau masih menyuruh mereka naik kuda?”
Tuan Cho hanya tersenyum, “Kau ingat saat Kyuhyun berumur 10 tahun, ia merengek meminta dibelikan kuda, dia bilang ia tidak mau kalah dengan teman-temannya”
“Tapi kau tidak memperbolehkannya, kau pikir itu kegiatan yang berbahaya,”pandangannya kini menerawang. “Sekarang kau lihat,dia bahkan lebih jago daripada aku,” ujarnya diakhiri tawa renyah.
Keureomyeon, Kyuhyun ‘kan masih muda,” Kyu eomma berusaha membela diri.
“Tenanglah, sekarang ia bukan lagi Kyuhyun yang sering mengadu seperti dulu. Walau ia masih sering berbuat jahil, dia tetap jauh lebih dewasa sekarang”, Tuan Cho menepuk punggung tangan Kyu eomma penuh kelembutan.
Terpisah jarak dan waktu yang cukup lama, telah cukup memberi mereka arti tentang sebuah hubungan,
Arti sebuah kepercayaan,
Arti sebuah kasih sayang,
Arti sebuah kedewasaan.
Mereka pasti bisa saling melindungi.
-
Setelah berada cukup jauh dari tribun Kyuhyun menarik tali kendali kuda itu sangat erat, membuat badan Jihyun -yang tak siap- terpental ke depan. Kyuhyun dengan cepat menarik pinggang Jihyun dari belakang agar ia tidak benar-benar terhempas dari atas kuda. Keduanya sempat terpaku dalam posisi –Kyuhyun memeluk Jihyun dari belakang- selama beberapa saat, hingga Kyuhyun melepaskan pelukannya lalu turun dari kuda dan melangkah menjauh.
YAA!!! Bantu aku turun!!!” teriak Jihyun saat menyadari Kyuhyun akan meninggalkannya sendiri.
Kyuhyun menoleh ke belakang sambil menunjukkan muka evilness nya.
Mwoga??” Jihyun berusaha menutupi rasa malunya setelah Kyuhyun tadi memeluknya dengan bersikap sejudes mungkin. Kyuhyun berjalan mendekatinya, lalu langsung menggendongnya turun dari kuda.
“Jadi ini tujuanmu menerima ajakan eomma?” Kyuhyun berjalan mendahului Jihyun.
Mwo?!?” Jihyun benar-benar tidak tahu arah pertanyaan Kyuhyun.
“Berakting ketakutan supaya aku memelukmu, lalu menggendongmu turun dari kuda”, jawab Kyuhyun dengan santainya.
Kya!!! Apa-apaan kau!!!” teriak Kyuhyun saat barang-barang Jihyun melayang mengenai tubuhnya.
“Ini sebagai ucapan terima kasihku setelah membantuku turun dari kuda, PRINCE EVIL!! 
-      ENd -