Sabtu, 10 Desember 2011

-JiKyuVeel- My Feeling



Title : My feeling
Author : Stella Park
Main Cast : Cho Kyuhyun (Super Junior)
                        Park Jihyun (OC)
Support Cast : Super Junior’s member
Leght : Ficlet
Rating : PG-17
Genre : Romance
To the one who always makes me feel jealous,
Thank you…
Ditengah udara malam yang dingin, Jihyun masih terus menahan kantuk yang mendera, demi menyelesaikan berkas-berkas yang harus di siapkannya untuk rapat direksi esok hari. Segelas coffee dengan setia terus menemaninnya saat udara musim dingin membuat badannya merasa tidak nyaman. Jam di dinding sudah menunjukan jam sepuluh malam, namun Jihyun memang harus menyelesaikannya malam ini juga.
Walaupun sudah tidak terlalu aktif bekerja setiap hari di rumah sakit, Jihyun selalu turut serta dalam setiap rapat direksi Samsung International Clinic. Yeoja itu tercatat sebagai salah satu pemilik saham –walau belum resmi. Saham itu adalah saham mendiang ayah Jihyun yang akan diberikan kepadanya setelah Jihyun menikah.
Jihyun meregangkan otot-otot pundaknya yang mulai merasa kaku, “Akhirnya selesai juga”, ujarnya bersemangat, “Makalah kuliah dan proposal rapat direksi, huh benar-benar hari yang melelahkan.”
Jihyun mulai memberesi kertas, buku dan semua alat tulis yang berceceran di meja pendek ruang tamu apartementnya. Walaupun Jihye sedang training selama satu minggu di Suwon dan sepupunya itu tidak pulang ke apartement mereka, tapi Jihye bisa merasakan bila Jihyun membuat apartement mereka berantakan. Jihyun paling benci bila hal itu terjadi karena ia akan dihukum memcuci piring selama seminggu penuh.
Saat Jihyun akan membuang kertas-kertas yang tidak terpakai ke tempat sampah, ia berjalan melewati kamar Cheonsa dan melihat bayi –berumur 2 tahun itu duduk kasur yang sengaja dibuat pendek sehingga meminimalisir kemungkinannya terjatuh.
Jihyun segera membuang kertas-kertas di tangannya dan menghampiri Cheonsa. “Ireona-seo?” Jihyun mengelus puncak kepala Cheonsa sambil terus menatapnya. Jihyun terus menatap Cheonsa –yang mengerjapkan mata bulatnya. Jihyun meraih botol susu Cheonsa dari atas meja, lalu memberikannya kepada Cheonsa, “Tidurlah lagi, eomma akan tetap menemanimu disini”, ujar Jihyun sambil menyuruh Cheonsa untuk kembali merebahkan tubuhnya mengingat hari sudah sangat larut.
Susu di dalam botol sudah habis dan berpindah ke dalam perut Cheonsa, namun batita itu tak juga terlelap. Jihyun yang sedari tadi berada di sampingnya, telah lebih dulu mulai berselancar dalam alam mimpinya. Cheonsa yang merasa bosan sendirian, mulai menghantamkan bantal berulang kali ke muka Jihyun agar ibunya terbangun.
Jihyun terbangun karena nafasnya terhalangi dan ada benda pengap yang menutupi wajahnya.
Eomma!! Hyu…nie eom…ma!!” ujar Cheonsa terbata-bata –batita itu mula belajar berbicara.
Suara menggelegar memanggil-manggil Jihyun membuat kedua matanya terbuka lebar. Cheonsa langsung menarik tangan Jihyun keluar kamar –saat kesadaran yeoja itu sudah kembali 100%.
Tangan jihyun terlepas dari genggaman Cheonsa saat mereka berdua telah berada di ruang tengah apartement. Jihyun terus memandangi Cheonsa dengan perasaan heran karena bocah itu mulai mengeluarkan mainannya dari dalam kotak penyimpanan. “Kau sedang apa anak manis? Sudah malam, kau harus tidur”, ujar Jihyun. ”Sekarang bukan waktumu untuk bermain”, Jihyun kembali membereskan mainan Cheonsa dan meletakannya ke tempat semula.
Shireo!!” bantah Cheonsa. Anak itu mengeluarkan mainannya lagi. Cheonsa baru belajar bicara namun sudah banyak kata-kata yang ia ketahui.
Jihyun langsung menggendong Cheonsa untuk kembali masuk kamar, namun tepat saat itu Cheonsa mulai menangis meronta-ronta di gendongannya. Jihyun selalu panic saat Cheonsa menangis meronta-ronta seperti ini. Jihyun menurunkan Cheonsa dari gendongannya lalu berlari ke arah kulkas. Jihyun mengambil sebotol banana milk dan memberikannya kepada Cheonsa tapi anak itu membuangnya begitu saja. “Aigoo, eottokkae?  Jihyun menepuk punggung Cheonsa tapi tangisnya semakin keras. Jihyun memikirkan cara apa yang cepat membuat Cheonsa berhenti menangis.
Jihyun melihat flip laptopnya yang masih terbuka. Ia ingat anaknya itu sangat menyukai music. Jihyun langsung memutar sebuah lagu instrument dari music player. Lagu mulai mengalun indah, berangsur-angsur isak tangis Cheonsa mulai mereda. “Huh…”, Jihyun menghela nafas lega. Mengurus seorang anak kecil tidaklah semudah yang dulu ia pikirkan.
Jihyun berjalan ke kamar mandi, meninggalkan Cheonsa yang mulai mengeluarkan isi kotak mainannya. Jihyun membasuh wajahnya berkali-kali hingga rasa pedih di matanya sedikit berkurang. “Huh…”, ia kembali menghela nafas. “Eottokkae? Besok masih ada rapat direksi dan kuliah pagi, aku bisa terlambat bila tidak segera tidur”, keluhnya pada pantulan bayangan dirinya di cermin. Jihye eonni aku benar-benar membutuhkanmu untuk membangunkanku besok pagi! Batinnya.
Jihyun keluar kamar mandi dan mendapati Cheonsa tengah asyik menyusun puzzle gambar di meja pendek ruang tengah. Jihyun berjalan mendekati Cheonsa lantas duduk tepat di sebelahnya. “apa yang kau lakukan tampan?”  ujarnya sambil mengelus puncak kepala Cheonsa. “Baiklah, sekarang eomma harus menemanimu bermain?”
Hemnh…
Jihyun tersenyum samar, pandangannya beralih ke layar laptop yang masih menyala. “Aah, bukankan di LA ini masih pagi?” Jihyun mulai berselancar di dunia maya. Ia mengaktifkan account jejaring social –twitter,  miliknya. Kali ini pasti ia bisa ‘mengobrol’ dengan teman-temannya di LA.
Jihyun mengetikan sesuatu.
@ : Im online now my lovely friends J
Setelah memposting sebuah tweet, Jihyun mengalihkan perhatiannya ke deretan trending topic. Dan yang berada di urutan pertama trending topic yang sedang dilihatnya adalah #SMTownNYC.
“Semua orang selalu ramai membicarakan koser mereka”, ujar Jihyun. Ia teringat pembicaraanya dengan Kyuhyun terakhir kali sebelum magnae Super Junior itu bertolak ke New York.
Kyuhyun bilang ia akan berangkat menuju New York bersama rombongan keluarga besar SMent tanggal 22 Oktober, dan mungkin akan sampai di New York tanggal 23 Oktober waktu setempat. Sesampainya di New York Kyuhyun langsung menelfonnya, mengabarkan mungkin setelah dari New York ia akan langsung terbang ke Spanyol untuk berlibur sendirian. Jihyun hanya mengiyakan semua perkataan Kyuhyun, karena ia juga tahu Kyuhyun butuh waktu untuk merilekskan pikirannya sejenak. Dan dengan waktu seminggu yang Kyuhyun punya, Jihyun harap bisa membuat namja-nya lebih bugar saat keduanya bertemu di Korea
 Jihyun melirik tanggal di pojok kanan bawah layar laptopnya. “Bahkan sudah sehari setelah konser itu berakhir, tapi masih saja merajai trending topic”, gerutunya.
@jejeveline : @ Stellaaaaaaaa!!!! We miss you!!
Jihyun tersenyum membaca sebuah mention dari teman dekatnya saat di Los Angles.
@ : @jejeveline miss you too jeje eonni, when you going to my country?
Jihyun melirik bocah di sebelahnya yang masih asyik bermain dengan berbagai mainan di atas meja. “Cheonsa-ah, kau tidak mengantuk?”
“Emh…”
Eottokae? Eomma benar-benar butuh tidur”, ujar Jihyun dengan muka aegyo kepada Cheonsa. Tapi anak itu hanya menatapnya dengan wajah datar. Jihyun berdecak sebal merasakan evilness Cheonsa. Jihyun meraih segelas cappuccino di meja, meminumnya sekali teguk.
Eommmaa..Eommmaa..
Huh, Wae? Wae? Wae?
Ternyata Cheonsa berusaha menunjukan gambar Kyuhyun di sebuah video. “Kau ingin melihat video ini?” tanya Jihyun sambil menunjuk layar laptop. Cheonsa beranjak dari duduknya. Cheonsa menarik Jihyun agar sedikit mundur, lalu anak itu duduk manis di pangkuan Jihyun –menunggu Jihyun memutarkan video itu untuknya.
Jihyun merasa sedikit heran, karena merasa ia tidak sedang memutar video dan tidak seang browsing video.
@: JIHYUN-AH, CEPAT LIHAT VIDEO INI!!!!>>>
Video itu ternyata mention dari Jihye. “Sebenarnya video apa ini? Kenapa aku harus melihatnya”, acuhnya. Tapi Jihyun tetap membuka link video yang menyertai mention dari sepupunya itu.
Cheonsa tetap tenang menanti video terbuka di pangkuan Jihyun. Jihyun merasa benar-benar beruntung bisa bertemu pangeran kecil di pangkuannya sekarang. Cheonsa menarik-narik jari tangannya sambil menunjuk ke arah video yang sudah mulai berputar.
SMTown NYC – Kyuhyun ft. Seohyun
Judul video itu terpampang jelas di layar laptop sebelum video mulai diputar. Video rekaman dari salah seorang fans yang diunggah ke youtube, dan di-share Jihye ke account twitternya.
Melihat judulnya saja, Jihyun benar-benar merasa malas bila harus melihatnya. Jihyun akan menekan tombol stop, tapi tangan mungil Cheonsa menghalanginya. Jihyun lantas mengurungkan niatnya, dan dengan terpaksa Jihyun harus menonton video itu.
Alunan lagu mulai terdengar. Cheonsa mengangguk-anggukan kepalanya menikmati lagu dan video di hadapannya. “Huh, Hyunnie appa!!” serunya girang saat video itu menampilkan adegan Kyuhyun yang mulai keluar dan berjalan ke tengah-tengah panggung. Gadis yang menjadi partner duetnya saat itu juga mulai melangkah dan berusaha menyelaraskan langkah kakinya dengan Kyuhyun.
Jihyun memang tidak pernah melihat video performance Kyuhyun dengan teman duet wanitanya. Karena tidak bisa dipungkiri, selalu ada perasaan kesal yang menyusup di lubuk hatinya tapi Jihyun tidak mau mengakui itu semua. Jihyun selalu berusaha menyembunyikan wajahnya yang terlihat kesal di balik buku-buku tebal yang selalu ia baca.
Cemburu kepada seorang Cho Kyuhyun? Tidak akan pernah ada kalimat itu dalam kamus hidup seorang dokter muda bernama Park Jihyun. Ia punya kelebihan yang tidak semua gadis miliki jadi untuk apa ia harus cemburu hanya karena Kyuhyun berakting mesra dengan gadis palsu seperti yang ia lihat sekarang.
Virus antis dari Jihye memang sudah merasuki dirinya sekarang.
Lagu yang Kyuhyun nyanyikan mencapai klimaksnya saat Kyuhyun mencapai nada tertinggi. Kyuhyun berjalan ke tengah panggung. Begitu juga dengan Seohyun, yeoja itu berjalan dari arah berlawanan. Memasuki part terakhir lagu itu mereka seakan ingin memamerkan adegan yang terkesan mesra –yang semakin membuat Jihyun memamerkan smirk-nya.
Jihyun bisa melihat Kyuhyun mengulurkan tangannya lalu menggandeng tangan Seohyun erat seakan tidak ingin melepaskannya. Video itu benar-benar berakhir saat Kyuhyun dan Seohyun saling menyandarkan kepalanya satu sama lain. “Mr. Cho, can’t take your hand and your head from her, huh?” ujar Jihyun, smirk tidak pernah lepas dari bibirnya. “Tembok pertahananku bahkan lebih kuat dari yang kau bayangkan, jadi bila ingin melihatku cemburu beraktinglah lebih baik dari pada ini!”
Inilah Park Jihyun. Walau dalam lubuk hatinya terdalam ia merasa sakit tapi hanya kata-kata pedas yang ia lontarkan untuk menutupi perasaannya.
Jihyun mendengar suara dengkuran kecil, ia sadar Cheonsa sudah terlelap di pangkuannya. Jihyun mematikan laptopnya, lantas menggendong Cheonsa ke kamar.
Jihyun menidurkan Cheonsa di ranjang lalu menyelimuti dirinya sendiri dan Cheonsa. Jihyun tidur berhadapan dengan Cheonsa. Tangan kanannya berada di atas tubuh mungil Cheonsa seakan ingin terus melindunginya. Jihyun sebenarnya ingin cepat tidur tapi suatu hal terus mengganggu pikirannya dan membuatnya merasa resah.
“Haish, kenapa hanya karena menonton video seperti itu aku terus memikirkannya?” tanya Jihyun pada dirinya sendiri. Jihyun melihat fotonya bersama Kyuhyun dan Cheonsa yang terbingkai rapi di atas meja rias tepat di depan ranjangnya “Yakk!! Cho Kyuhyun cepatlah menyingkir dari pikiranku!! Aku harus cepat tidur!!”. Tangan Jihyun melayang-layang di udara, seakan ingin mengusir bayangan yang terus-menerus muncul di benaknya.
“Cheonsa-ya, eomma eottokkae?” ujarnya sambil membenarkan posisi tidur Cheonsa. Jihyun berusaha memejamkan mata dan segera tidur. Tapi tetap ia merasa ada yang mengganjal pikirannya.
---
Jam makan siang mungkin adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang selalu sibuk dengan aktivitasnya. Mereka bisa rehat sejenak dari segala rutinitas yang terkadang bagai kebiasaan dalam hidup mereka. Menikmati makan siang yang bergizi, untuk mengisi tenaga yang tidak sedikit terkuras dalam melakukan suatu aktivitas.
Tidak terkecuali bagi Jihyun, jam makan siang adalah saat paling penting dalam harinya. Jam makan siang adalah awal dari puncak aktivitas yang akan ia jalani. Bila ia mendapat asupan gizi yang cukup saat itu, Jihyun yakin aktivitas selanjutnya pasti akan berjalan lancar.
Setelah memeras pikirannya melalui dua kuis dalam mata kuliahnya, Jihyun merasa perutnya benar-benar membutuhkan makanan. Cacing-cacing perutnya terus menimbulkan bunyi yang cukup mengganggu. Jihyun sangat benci dengan rasa lapar. Lapar membuat tingkat kecerobohannya meningkat. Kecepatan kerja otaknya juga melambat. Dia benci dengan hal-hal seperti ini.
Sekarang Jihyun sudah duduk di sebuah bangku café school kampusnya. Di hadapannya telah tersaji beberapa makanan yang menjadi menu santapan makan siangnya kali ini. Semangkuk bimbimbap, sepiring bulgogi dan sekotak susu. Porsi makan siang yang sangat banyak untuk ukuran seorang gadis.
Jihyun memejamkan matanya. Sejenak berdoa dalam hati, berterima kasih atas makanan yang ada di hadapannya. “Jal mogesimnida”, ujarnya. Jihyun mengaduk-aduk bimbimbap di hadapannya, lalu mulai melahapnya sesuap demi sesuap.
Di sekelilingnya banyak mahasiswa lain yang juga tengah asyik menikmati makan siang mereka masing-masing. Candaan dan obrolan ringan menemani santap siang mereka. Berbeda dengan Jihyun yang menyantap makanannya seorang diri dalam diam.
“Kalian sudah tahu siapa model video klip terbaru TRAX?”
“Aku tahu, Kyuhyun dan Victoria ‘kan? Mereka memang sangat serasi”
Obrolan dari meja di depannya membuat Jihyun mendesah berat. Tidak bisakah sehari saja, orang-orang yang berada di sekitarnya tidak membicarakan namja itu? Di rumah sakit, Di kampus, bahkan hingga di jalanpun selalu saja ada nama Cho Kyuhyun yang melintas di indra pendengarannya. Akan lebih baik bila mereka hanya membicarakan Kyuhyun seorang, tapi jika sudah menyangkut berita Kyuhyun dan pasangan couple-couple-nya itu, telinga Jihyun sudah terlalu panas untuk terus menerus mendengarnya.
Jihyun terus berdecak kesal karena acara makannya terganggu. Bahkan sekarang ia membayangkan orang yang baru saja ia pikirkan ada dalam satu ruangan dengannya dan sekarang namja itu mulai berjalan mendekat kemeja yang ia tempati. Jihyun mengerjapkan matanya berulang kali, effect kelaparan benar-benar mengerikan.
Tapi banyangan yang ia lihat semakin jelas. Jihyun mencari kaca matanya. Setelah ketemu Jihyun langsung menempatkan kacamata itu di depan matanya, pandangannya menjadi lebih jelas. Ternyata bukan banyangan, walaupun jarak namja itu dengannya masih cukup jauh, namun dari postur tubuh dan cara berjalannya saja Jihyun sudah bisa menebak wajah siapa yang ada di balik masker itu. Cho Kyuhyun benar-benar ada di sana dan berjalan semakin mendekat ke mejanya lalu tanpa minta ijin namja itu langsung duduk di hadapannya.
Awalnya ia berusaha tidak perduli akan tingkah laku si jangkung di depannya tersebut, tapi lama-kelamaan –dalam kelaparan yang membuatnya malas untuk melakukan apapun, Jihyun memberanikan diri untuk bertanya pada namja itu menghasilkan percakapan singkat di antara keduanya. “Apa yang kau lakukan disini?”
“Apakah ada yang melarangku untuk datang ke kampusku sendiri?”
Jihyun menggeleng-gelengkan kepalanya seraya meneguk air mineral di botolnya. Namja itu selalu saja membuatnya merasa kesal. Jihyun kembali memakan menu makan siangnya dalam diam, tanpa memperdulikan namja di depannya yang terus saja sibuk dengan PSP di tangannya.
Selalu saja seperti ini, saat keduanya bertemu setelah bersusah payah meluangkan waktu di tengah jadwal mereka yang padat, Kyuhyun akan selalu sibuk dengan “kekasih abadinya”. Hanya sesekali namja itu akan memulai percakapan, selebihnya Jihyun-lah yang akan banyak bicara. Mulai dari pembicaraan dengan topic yang sangat berkualitas hingga perdebatan-perdebatan konyol yang malah menjadi unsur penting dalam hubungan mereka.
“Aku akan mulai kuliah lagi tahun ini…” ujar Kyuhyun. Namja itu memasukan PSP ke dalam ransel yang ia bawa, mulai beronsentrasi dengan lawan bicaranya. “Setelah menyelesaikan administrasi, aku rasa sedikit jalan-jalan akan menyenangkan. Dan saat melihatmu makan sendirian disini, perutku jadi lapar…” Kyuhyun meyambar sumpit di tangan Jihyun lalu mulai menyumpit bulgogi di depannya.
Kampus keduanya memang masih berada dalam area yang sama, yaitu Kyunghee University Seoul Campus. Namun jarak fakultas mereka cukup jauh, Fakultas kesenian ada di barat kampus sedangkan fakultas kedokteran ada di timur kampus. Bagaimana jarak sejauh itu disebut jalan-jalan? Bodoh.
Naneun gwaenajyeo neul geuraewasseo hangsang gwieman-isseodo ireohge haengbokhande
Ddo nunmuli na ne nongdamedo ch’agaun geu eolgulroman ne gyeote meo mulleoya hanigga
Saat alunan lagu Angela-Super Junior terdengar, Jihyun langsung mengacak-acak tasnya, mencari sumber suara itu berasal. Namun setelah menemukan ponselnya, tidak ada satupun panggilan atau pesan masuk. Jihyun mendelik tajam kearah namja yang tengah ayik memakan bulgogi di hadapannya, “Bukankah sudah berkali-kali aku menyuruhmu mengganti nada deringmu? Huh jinjja! Kenapa kau selalu mengikuti apa yang aku lakukan? Apa kau begitu tergil…AH APPO!!” kata-katanya tidak terselesaikan saat pantat sendok melayang kekepalanya.
Yeoboseyo?” sapa Kyuhyun, saat mendengar suara seseorang yang menelfonnya, pandangan Kyuhyun melirik yeoja di depannya. Pandangan mereka sempat bertemu. Kyuhyun sedikit menurunkan nada suaranya.
Sebuah pikiran tiba-tiba menyelinap masuk ke otak Jihyun dan membuat alisnya berkerut. Yang baru saja menelfon Kyuhyun pasti Victoria. Mungkin wanita itu menyuruh Kyuhyun untuk segera datang ke tempat pembuatan video klip TRAX. Keduanya memang terlibat sebagai model video klip TRAX terbaru. Ia memalingkan wajah, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Apapun yang Kyuhyun lakukan, Jihyun sama sekali tidak punya hak untuk melarangnya, termasuk kontrak-kontrak pekerjaan yang terkadang mengharuskan namja itu tampil mesra dengan wanita lain. Kyuhyun boleh melakukan apapun yang ia mau, dia juga bebas memilih apapun yang ia inginkan. Silahkan saja, pikir Jihyun kesal.
Kyuhyun menutup flap ponselnya dan memasukkannya kembali ke saku celana. Ia menatap Jihyun sejenak, membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi. Akhirnya, setelah menarik napas panjang ia bergumam datar, “Aku pergi dulu.”
Jihyun menggigit bibir saat menatap Kyuhyun berjalan mendekat ke mobil yang diparkirnya di pelataran parkir di depan kantin kampus yang terlihat jelas dari jendela besar di samping tempat Jihyun duduk. Ia memang sudah memutuskan untuk tidak memikirkan apa yang akan dilakukan Kyuhyun dengan “teman-teman wanitanya” lagi. Tetapi saat itu, sementara menatap Kyuhyun yang masuk ke sedan hitamnya dan mulai melaju pelan meninggalkan pelataran parkir, ia tahu keputusannya hanya sia-sia.
Melihat Kyuhyun pergi begitu saja dari hadapannya dan menyadari laki-laki itu akan pergi menemui Victoria Song, membuat Jihyun tertekan. Dengan susah payah ia menarik napas dalam-dalam untuk meredakan kekesalan –atau lebih tepatnya, kecemburuan yang muncul dan menyesakkan dadanya. “Babbo gateun!!” umpatnya pelan.
-ENd-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar