Sabtu, 10 Desember 2011

-JiKyuVeel- With Our Baby 2



Title : With our Baby
Author : Stella Park
Cast : Park Jihyun, Cho Kyuhyun,
Super junior   
Genre : Romance, Familly
Leght : Two shoot
Rating : PG-17

-Samsung Medical Center, Seoul, 12.00 KST-
Park Ki Hwan memijat pelipis kepalanya yang semakin berdenyut. Sebagai direktur utama Samsung medical center, ia-lah yang bertanggung jawab penuh atas segala yang terjadi di international hospital ini.
“Menurut laporan manager rumah sakit cabang dan grafik pasien, terjadi penurunan yang sangat signifikan dari tahun lalu.”
Jeosonghamnida”, Jihyun menunduk minta maaf di tengah-tengah rapat darurat yang diadakan ayahnya. Park Ki Hwan mendongakkan kepalanya menatap putrinya sekilas lalu menggedikan bahu ke sebuah kursi.
Sunbae, busun suri-ya?”, bisik Jihyun pada Soo Joongki –seniornya di senior high school dan di Samsung medical center.
Tanpa berkata apapun Joongki langsung memberikan setumpuk stopmap di hadapan Jihyun. Jihyun meneliti isi stopmat itu satu persatu. Matanya terbelalak saat meneliti data di hadapannya.
Ige mwoya?!?”
---
-Jihyun’s apartement, Incheon, 12.00 KST-
Kyuhyun terus berjalan mondar-mandir di depan Cheonsa. Bingung apa yang harus ia lakukan dengan bocah ini. Otaknya terus berputar. “Aish, jeongmal!! Apa yang ia pikirkan sampai berani meninggalkanku sendirian bersama Cheonsa?!?”, tanyanya lebih pada diri sendiri.
Ia lantas melirik Cheonsa –yang masih asyik dengan PSP-nya.
Sejak kapan ”anakmu” jadi gamer seperti diriku, Park Jihyun??
Kyuhyun merasa heran dengan tingkah anak kecil di depannya. Namun melihat Cheonsa seperti ini dan mengingat kejadian pagi tadi. Seakan mengingatkannya pada dirinya sendiri.
Ia lantas tersenyum sambil mengelus puncak kepala Cheonsa.
Lotte World, dunia impian seluruh anak-anak
Suara operator TV membuat sebuah ide muncul di benaknya. Tak apa ‘kan kalau ia mengajak Cheonsa jalan-jalan?
“Cheonsa-ya”, Cheonsa mendongak sebentar lalu kembali menatap PSP-nya, seakan tak mau memperdulikan apa yang ingin Kyuhyun katakan.
“Haish, adeul-ah. Ayo kita jalan-jalan!!”
Cheonsa hanya menatap Kyuhyun dengan tatapan bingung.
Kyuhyun menggendongnya keluar rumah.
Setelah masuk ke dalam mobil, Kyuhyun menambahkan bantalan anak-anak lalu mendudukan Cheonsa di bangku sebelahnya. Kyuhyun memasangkan sabuk pengaman untuk Cheonsa dan dirinya. Menstarter mesin mobil lalu mulai melaju perlahan.
“Cheonsa-ya, kita jemput Jihyun eomma dulu, baru kita jalan-jalan, okey?”, tanya Kyuhyun sambil terus konsentrasi mengendarai Hyundai Sonata miliknya.
“Hyunnie eomma joha”, celoteh Cheonsa di tengah-tengah keheningan di antara mereka. Cheonsa memang mulai belajar berbicara dan celotehan-celotehan yang keluar dari mulutnya terkadang membuat orang di sekitarnya tertawa bahagia
Kyuhyun yang mendengarnya langsung tersenyum dan menganggapi, ”Nado Hyunnie joha. Kau menyukai hyung?”, tanyanya penasaran.
Appa joha…”, walaupun Cheonsa belum benar-benar lancar bicara namun Kyuhyun bisa mendengar dengan jelas Cheonsa baru saja memanggilnya appa.
Kyuhyun tertawa hambar mendengar dirinya di panggil “appa
Cheonsa-ya nan appa anhijanha. Hyung-ieyo, arachi?” jelas Kyuhyun.
Appa…” Cheonsa masih tak mau kalah.
Hyung!
Appa!
Hyung!
APPAAAAA!!!
---
-Samsung Medical Center, 13.00 KST-
“Bagaimana bisa ini terjadi hanya dalam jangka waktu satu tahun? Wohh, jinjja..” Jihyun terus berdecak kesal melihat laporan tahunan rumah sakit yang di kembangkan ayahnya.
Tumpukan stopmap di depannya berisi seluruh data mengenai management rumah sakit. Walaupun bukan pegawai di rumah sakit ini, namun ia sering diminta ayahnya untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada di rumah.
Soo Joongki menghampiri Jihyun dengan segelas hot coffee miliknya dan segelas hot chocolate blended  coffee  milik Jihyun.
“Kau tak akan bisa mendapatkan solusi dari masalah ini bila hanya mengomel seperti itu. Minumlah dulu, pikirkan segalanya dengan kepala dingin”, ujar Joongki.
Gamsahamnida, sunbaenim..” ujar Jihyun dengan nada mengejek. Ia hafal betul seniornya itu paling tidak suka ia memanggilnya dengan embel-embel sunbae apa lagi sunbaenim. Terkesan sangat resmi, padahal hubungan mereka sudah sangatlah dekat. Jihyun sudah menganngap Joongki kakaknya sendiri, karena ia memang tak memiliki kakak laki-laki.
“Haish… Park Jihyun, berhenti memanggilku seperti itu!” sahut Jongki yang mulai merasa sebal.
Jihyun tersenyum sekilas lalu mulai menyesap hot chocolate-nya. “Menurutku, tak ada yang salah dengan management rumah sakit ini, tapi kenapa mereka berfikir sebaliknya?” tanya Jihyun penasaran.
Dalam rapat tadi, para pemilik saham dan staff berpendapat ada yang salah dengan system management di rumah sakit ini.  “Entahlah, aku rasa juga bukan karena management-nya. Bagaimana dengan isu mall praktek? Kau sudah mengeceknya?” Joongki mengutarakan apa yang ada di pikirannya.
“Yakk, kau pikir kapan aku tahu masalah ini? Baru satu jam yang lalu”, ujar Jihyun sinis.
Jongki mengacak rambut Jihyun gemas, “Setelah sekian lama tidak bertemu, kau tetap saja tidak berubah.”
-
Park uisa terus memegangi pelipisnya. Kepalanya terasa di hantam benda tumpul, begitu pusing. Kenapa semuanya jadi separah ini? Apa ada yang salah dengan system yang ia ambil selama ini?
Ia merintis rumah sakit ini benar-benar dari nol. Banyak rintangan yang harus ia hadapi hingga menjadi sesukses sekarang. Tapi sekarang, banyak isu yang beredar bahwa para pemilik saham menginginkan ia mundur dari jabatannya sekarang.
Tokk.. Tookk.. Ttok..
Pintu terbuka.
Jeosonghamnida sajangnim”, Jihyun melongokkan kepalanya ke dalam ruangan. Park uisa tersenyum lemah melihat kelakuan putri kesayangannya itu. Jihyun memang suka menggoda ayahnya dengan memanggilnya sajangnim.
Tanpa di suruh, Jihyun berjalan masuk. Dan duduk di bangku yang berhadapan dengan ayahnya.
-
Aku tau, ayah pasti merasa down karena masalah ini.
Batin Jihyun saat melihat pandangan orang di hadapannya kosong. Ia lantas meraih tangan ayahnya, membuat beliau tersadar dari lamunannya.
Aigoo uri appa, sejak kapan jadi keriput seperti ini”, ujarnya sambil menunjuk keriput yang mulai jelas tersirat di wajah ayahnya. Park uisa hanya tersenyum. Hanya itu yang bisa beliau lakukan saat pikirannya benar-benar sedang kacau seperti sekarang.
Jihyun berdiri dari tempat duduknya. Ia memasang stetoskop. Saat menggenggam tangan ayahnya tadi, ia sempat merasakan denyut nadi ayahnya, sepertinya darah tinggi ayahnya kambuh lagi.
Jihyun memasang alat tensi yang ada di meja kerja ayahnya, ke lengan orang yang paling ia hormati itu.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Park uisa bingung.
“Tentu saja memeriksa pasien kesayanganku”, jawab Jihyun dengan nada menggoda. Jihyun memompa alat tensi, lantas mengamati perubahan grafiknya.
“Park Kihwan-shi, jaga tekanan darah anda”, Jihyun berlagak seperti seorang dokter yang sedang memarahi pasiennya.
Araseo, araseo. Duduklah, appa baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir.”
Jihyun terus menatap kedua mata ayahnya yang teduh. Ia bisa merasakan beban yang ayahnya hadapi.
Appa…Sudah lama aku tidak mendengar appa mengatakan ‘Gwenchana, appa ttal’”, ujar Jihyun dengan nada merajuk.
Gwenchana uri Jihyun-ah, appa jeongmal gwenchana, keotjeongmal.”
-
Kyuhyun terus berdiri di depan elevator. Kacamata hitam dan masker yang ia pakai hari ini dengan sempurna dapat menyembunyikan identitasnya.
Ting
Saat pintu elevator terbuka, Kyuhyun langsung menggandeng Cheonsa masuk. Ia menekan angka 5 di dinding elevator.
“Huh, Hyunnie eomma…” ujar Cheonsa dengan polosnya. Kyuhyun mengelus puncak kepala anak itu.
Tak lama berselang pintu terbuka, Kyuhyun menggendong Cheonsa melangkah keluar.
“Huh? Kenapa berbeda?” ujarnya mulai bingung, saat melihat desaign ruangan yang sudah  berbeda, seperti saat terakhir ia kemari. Dulu ia sering kemari untuk menjalani rangkaian general chek up –yang sangat dibencinya. “Seingatku ruangannya ada di sini”, tambahnya, kali ini sambil menatap Cheonsa, seakan mengajaknya berbicara.
DrrttDrrt
Ponsel di saku Kyuhyun berdering. Buru-buru ia menerima panggilan itu, barang kali ada sesuatu yang penting.
OPPAAA!!!” jeritan dari sebrang telephone memaksa Kyuhyun menjauhkan ponselnya.
Cheonsa terus menunjuk ke suatu arah. Kyuhyun melangkah mengikuti arah yang dimaksud anak itu sambil terus menempelkan ponsel ke telinganya.
YAKK!! Haruskah kau berteriak seperti itu?!?” kesal Kyuhyun dengan seseorang di sebrang sana.
“…”
“Kau inging bertemu denganku? Kita bertemu di Lotte Word saja, aku akan ke sana” Kyuhyun langsung memutuskan sambungan telefon.
Saat melihat ke depan, Kyuhyun menemukan dirinya berdiri di depan sebuah ruangan. Kyuhyun melirik Cheonsa, bocah itu asik dengan PSP –yang entah sejak kapan ada bersamanya. Kyuhyun tersenyum melihat tingkah bocah –yang baru berumur kurang dari tahun itu. Ia merasa Cheonsa benar-benar mirip dengan dirinya sewaktu masih kecil.
“Cheonsa-ya, kau mau menemui eomma-mu?”, pertanyaan Kyuhyun hanya di jawab anggukan Cheonsa.
Ceklekk
Kyuhyun memutar knop pintu. Kepala Cheonsa langsung menerobos masuk saat celah pintu terbuka.
EOMMAAA!!!
-
Punggung Jihyun sudah mulai merasa pegal, karena dari sejam yang lalu ia terus bergelut dengan tumpukan stopmap dan laptop di hadapannya. Sesekali ia mengerjapkan mata, menghilangkan rasa kering di kedua matanya. Kadang juga menguap.
“Hoamhh…” seperti kali ini, ia menguap lebar sekali seakan ingin mengluarkan semua beban yang ia hadapi.
Aigoo, kau bahkan tak tampak seperti yeoja, tapi kenapa dulu teman-temanku selalu ingin jadi pacarmu…Bahkan kau sempat pacaran dengan seorang Leejoon, benar-benar tak bisa di percaya” Joongki yang sedari tadi melihat kelakuan Jihyun, terus saja mencibir.
Jihyun hanya mehrong –menjulurkan lidahnya. Jihyun membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidungnya.
“Okey, untuk masalah management yang sedikit terbengkalai karena kekosoangn jabatan, aku rasa bisa kita perbaiki”, ujar Joongki menengahi masalah yang ada.
“Lalu kasus mall praktek?” Jihyun menatap seniornya dengan penuh penasaran.
“Kita harus menyelidiki kebenaran kasus ini terlebih dahulu, lalu baru kita pikirkan rencana…”
Ceklekk
EOMMAAA!!” Jihyun hanya bengong. Benar-benar kaget saat pintu terbuka, ia mendapati Kyuhyun –lengkap dengan muka datarnya melangkah masuk sambil mengendong Cheonsa.
Eomma?” tanya Joongki bingung. Setau-nya Jihyun belum menikah –walaupun ia tahu gadis itu berpacaran dengan Kyuhyun. Bingung karena melihat seorang anak kecil –yang menurutnya sangat menggemaskan, memanggil yeoja –yang sejak lama mengisi hatinya dengan sebutan eomma.
Jihyun yang menyadari kebingungan Joongki, hanya bisa menyengir menanggapinya.
“Bukankah aku menyuruhmu menjaga Cheonsa? Kenapa malah membawanya kemari?” ujar yeoja berkacamata itu.
Yakk?! Kau kira aku baby brother?!?” suara Kyuhyun terdengar datar, namun tetap tajam.
“Hari ini aku berniat liburan, bukannya jadi baby brother untuknya”, ujarnya sambil menunjuk Cheonsa di pangkuan Jihyun. Kyuhyun melampiaskan kekesalannya. Kesal karena melihat yeoja-nya berdua dengan seorang namja di sebuah ruangan. Perlu ditekankan, hanya berdua!!
YAAKK!! Neo wae geurae?!
Keduanya saling melempar tatapan tajam. Evilcouple sedang beraksi.
“Ehem..” Joongki mencoba mencairkan suasana, yang sudah dipenuhi awan hitam.
“Jihyun-ah, aku akan kirim data-data masalah mall praktek ke e-mail-mu, mungkin kau bisa mempelajarinya dulu…” Joongki beranjak dari kursi-nya.
“Aku kembali dulu keruanganku” pamitnya lalu melangkah menghilang di balik pintu.
---
-Lotte Word, 15.00 KST-
Sepertinya aku salah, telah mengajak Cheonsa kemari
Kyuhyun terus saja mengumpat dirinya sendiri. Perkiraannya benar-benar melenceng jauh dari sasaran. Ia kira saat mengajak Cheonsa ke Lotte Word akan membuat anak itu senang dan membuat Jihyun memaafkannya. Namun ia tak memikirkan apa yang terjadi untuk memperoleh itu semua.
Appa…” Cheonsa menarik-narik celana yang Kyuhyun kenakan sambil menunjuk wahana rollercoaster. Melihatnya saja membuat Kyuhyun ingin memuntahkan isi perutnya. Sudah 3 kali Kyuhyun naik wahana itu –atas permintaan Cheonsa. Dan ini keempat kalinya Cheonsa merengek menyuruhnya naik rollercoaster. Wajah Kyuhyun benar-benar pucat pasi. Jika hanya sekali, mungkin tak akan seperti ini karena pada dasarnya Kyuhyun menyukai permainan seperti ini. Namun ini 3 kali berturut-turut. Cheonsa benar-benar seperti dirinya sendiri saat sedang menjahili hyung-hyungnya
Kyuhyun berjongok sambil memegangi perutnya, menahan rasa mual.
“Cheonsa-ya, Hyunnie appa lelah, kita istirahat dulu ya”, ujar Jihyun yang mulai khawatir melihat wajah pucat Kyuhyun.
Jihyun memapah Kyuhyun ke sebuah café tak jauh dari situ. Jihyun langsung memesan teh hangat untuk kekasihnya itu. Ia mengambil sebotol susu –dari dalam tas perlengkapan bayi milik Cheonsa, lalu memberikannya pada Cheonsa. “Cheonsa-ya, tunggu Hyunnie eomma di sini, araseo?”
Kyuhyun bisa melihat Jihyun berlari keluar café. Entah apa yang sedang ia cari. Sekarang hanya tinggal dirinya dan Cheonsa, dedeuk berhadapan sambil menunggu orang yang sama.
“Cheonsa-ya, johaseo? Shireoseo?”, tanya Kyuhyun setelah menyesap teh hangat yang Jihyun pesan untuknya.
Jo…a
Kyuhyun masih bisa tersenyum melihat “anak” kekasihnya itu.
-
Oppa, jeongmal gwenchanayo?”, ucap Nayoung begitu khawatir melihat raut muka Kyuhyun.
Gwenchana, kau tak perlu berlebihan. Duduklah dulu, kau baru datang ‘kan?”, Kyuhyun merasa sedikit risih dengan sikap sepupunya yang terlalu berlebihan.
Nayoung sepupunya, yang menelfon dan meminta bertemu dengannya. Nayoung baru saja kembali dari perjalanannya keliling Eropa. Nayoung adalah pemaris tunggal di keluarganya jadi bukan suatu hal yang tabu untuknya menghabiskan uang hanya untuk bertamasya keliling Eropa. Tipikal gadis shoppa holic yang manja dan boros.
Sejak dulu Nayoung selalu berusaha mendekatinya, tapi Kyuhyun hanya menanggapinya sebatas hubungan antar saudara sepupu selayaknya. Karena Kyuhyun bahakan terkadang merasa benci dengan sikap yeoja itu, alasan lain karena ada seorang evil princess yang akan terus mengawasinya.
Appa…
Oppa, nuguya?” tanya Nayoung sambil mengedikan bahu ke bocah yang menyandarkan kepalanya ke meja.
Uri adeul”, ujar namja –bertinggi 181 cm itu, dengan bangga. Kyuhyun mengelus puncak kepala Cheonsa, membuat bocah itu mengeram perlahan.
Adeul?
Kebingungan Nayoung hanya dijawab dengan senyuman.
Keduanya kini larut dengan obrolan tentang apapun. Tentang masa kecil mereka. Tentang kuliah Nayoung di Jepang, liburannya di Eropa dan oleh-oleh yang ia bawa khusus untuk Kyuhyun, juga tentang perasaan Nayoung yang tak pernah berubah.
Kyuhyun hanya menanggapi semua cerita sepupunya, seadanya. Ia tau, sepupunya ini memang sangat pandai bicara. Kyuhyun benar-benar berharap Jihyun segera kembali dan ia bisa segera pulang, tanpa harus mendengarkan ocehan Nayoung lebih lama lagi.
Tiba-tiba seorang yeoja berlari ke mejanya, meletakkan tas besar dengan kasar, membuatnya tersentak kaget. Yeoja itu langsung mengeluarkan beberapa alat kedokterran dan beberapa tablet obat.
“Buka mulutmu”, perintahnya. Kyuhyun hanya menurut. Yeoja itu memasukan beberapa tablet ke mulut Kyuhyun saat namja itu membuka mulutnya. Lalu menyodorkan sebotol air mineral menyuruhnya untuk minum. “Obat itu akan sedikit menghilangkan rasa mual yang kau rasakan.”
Yaakk!! Apa yang kau lakukan pada oppa-ku??” Nayoung terlihat geram, ada yang terlihat sok perhatian pada Kyuhyun.
Jagiya, kau tak perlu sekhawatir ini padaku” ujar Kyuhyun, berniat memanas-manasi Nayoung agar yeoja itu berhenti mendekatinya.
Jagi? Mwoga?” Jihyun merasa yang risih, Kyuhyun memanggilnya seperti itu. Ia langsung melemparkan tatapan maut pada Kyuhyun. Namja itu menggedikan kepaka ke arah belakang tubuh Jihyun. Jihyun yang terlihat bingung langsung berbalik dan mendapati seorang yeoja telah berdiri di belakangnya dengan tatapan membunuh.
Kyuhyun menarik bahu Jihyun. Merapatkan tubuh mungil itu ke tubuhnya. “Nayoung-ah, kenalkan ini Jihyun, Park Jihyun…”ujarnya sambil tersenyum, ia menyadari perubahan raut muka Nayoung. Sepertinya rencana yang ia pikirkan kali ini akan berhasil. “Atau mungkin lebih tepatnya Cho Jihyun”, tambahnya sambil menyeringai.
MWO?!??!?
Kyuhyun langsung mendapat hadiah tatapan tajam dari dua yeoja itu berkat ke-evil-annya kali ini.
Jihyun langsung mendorong tubuh Kyuhyun menjauh. Menyebabkan namja itu jatuh sedikit terjerembab ke bangku café.
Hyunnie eomma? Hyunnie Appa?” ucap Cheonsa. Bocah menatap orang dewasa di depannya dengan tampang bingung. Merasa terusik dengan keributan yang dibuat orang-orang di sekiranya.
Jihyun mendorong tubuh Nayoung agar beranjak dari bangku di sebelah Cheonsa. Jihyun  merasa kesal karena Kyuhyun sok romantis padanya, padahal ia selalu mengatakan membenci Kyuhyun saat mulai seperti itu. Jihyun melampiaskan kekesalannya pada yeoja di depannya.
Yakk! Hati-hati kalau berjala…OMMO, SEPATUKU!”, Nayoung langsung mengelus-elus sepatu kesayangannya yang baru saja diinjak Jihyun.
Jihyun menggendong Cheonsa lalu menatap Nayoung dengan wajah datar. “Mian”, ucapnya sambil mengangkat tangan di depan wajah gadis itu. Ia sama sekali tak menghiraukan Nayoung menatapnya dengan tatapan membunuh.
Kau tak akan pernah bisa menghentikan seorang evil princes sepertiku.
Jihyun mengambil tasnya. “Aku akan pulang, selesaikanlah urusanmu dengannya”, ujar Jihyun saat membalikkan tubuhnya. Jihyun mulai melangkahkan kakinya menjauhi meja itu.
Nayoung berdecak kesal melihat kekakuan Nayoung. “Ibu dan anak sama tak sopannya.”
Jihyun langsung menghentikan langkahnya saat samar-samar mendegar Nayoung mencibir ‘anak’ kesayangannya.
Kyuhyun yang menyadari kesalahan Nayoung, langsung mendekatinya. “Cepat minta maaf!” bisiknya setengah memaksa. “Haish, terserah kalau tak mau mendengarkanku tapi jika sesuatu terjadi padamu, jangan salahkan aku!” ancamnya. Kyuhyun membenarkan letak topi dan kacamata yang ia pakai sambil berjalan menghampiri Jihyun. “Ayo aku antar”, ucapnya sambil menarik bahu Jihyun untuk berbalik. Ia berusaha mencegah keributan yang akan terjadi. Tapi sekali lagi, tak akan ada yang bisa mengendalikan seorang evilprincess.
“Apa hakmu bicara seperti itu?” ucap Jihyun dengan mata menyala.
Cish, lihatlah muka kalian. Terlihat polos sekali…” Nayoung menunjuk Jihyun dan Cheonsa bergantian. “Tapi siapa sangka, yeoja semuda dirimu telah mempunyai anak yang sama sekali tak punya sopan santun…”
Jihyun masih menahan emosinya, namun matanya tak dapat menyempunyikan kemarahannya.
“Mana boleh memanggil orang seenaknya, kau dengar tadi anakmu itu memanggil oppa-ku dengan sebutan ‘appa’. Cish apa coba maksudnya?” Nayoung terus saja mencibir tanpa memperdulikan tatapan Jihyun.
“Kau sudah menyelesaikan kata-katamu, nona?” tanya Jihyun dengan wajah datar dan sok angkuhnya. Saat ini, ia bagai visualisasi seorang putri yang selalu menjaga apapun yang ia lakukan.
Kyuhyun hanya melihat Jihyun dari balik punggung yeoja itu. Ia mengambil Cheonsa dari gendongan Jihyun. Takut emosi Jihyun akan meledak-ledak dan membuat Cheonsa ketakutan.
“Pertama, kau sama sekali tak punya hak untuk menilai kami, kau bahkan tak mengenal namaku dan ‘anakku’…Bila kau ingin menilai orang, lihatlah dirimu sendiri…”, Jihyun memperhatikan lawan bicaranya dari ujung kaki hingga ujung rambut, “Dandananmu mengisyaratkan kau seorang tuan putri, tapi tinggkahmu seperti singa yang hidup bebas di hutan belantara.”
Nayoung mengertakan gigi menahan kesal. Baru kali ini ia melihat gadis seangkuh dan sesombong dia. Bahkan yeoja itu berani menghina nona muda seperti dirinya. Dan sayangnya yeoja itu adalah kekasih dari orang yang selama ini ia cintai. Nayoung mendelik tajam ke arah yeoja yang berjalan keluar restoran mengikuti Kyuhyun.
Cish~, benar-benar bagaikan keluarga bahagia.”
---
-Park family’s house, 18.00 KST-
“Pulanglah, ini sudah larut malam.” ujar Jihyun tanpa sedikitpun menatap wajah lawan bicaranya. Padahal disaat bersamaan, ia meraih Cheonsa yang telah tertidur di gendongan Kyuhyun.
Pengaruh global warming benar-benar terlihat akhir-akhir ini. Bahkan di tengan musim semi, udara malam masih sedingin ini. Angin bertiup kencang membuat daun-daun sanling bergesekan menimbulkan suara berisik.
“Kau marah padaku karena masalah tadi?” tanya Kyuhyun, berusaha menebak.
Jihyun terus melangkah masuk tanpa memperdulikan Kyuhyun yang mengekor di belakangnya.
“Kalau marah, katakanlah! Kau selalu saja diam dan melimpahkan kesalahan padaku”, Kyuhyun mulai kehilangan kendali akan dirinya. Tampang evil-nya mulai terlihat.
Jihyun menghela nafas, “Aku tidak marah padamu. Sekarang pulanglah, sudah terlalu malam. Aku tahu kau juga lelah. Kau butuh banyak istirahat.”
Selalu saja seperti ini. Jihyun ingin meluapkan semua kekesalannya pada Kyuhyun, seperti di dalam drama-drama yang sering ia tonton. Namun saat ia menatap wajah kekasihnya, entah kenapa kekuatanya untuk meledak-ledak seakan lenyap.
Kyuhyun bertambah geram mendengar jawaban wanita di depannya, “Kau selalu saja seperti ini. Apa alasanmu marah padaku, hah?”
Jihyun melangkah ke ruang keluarga, lalu menidurkan Cheonsa di salah satu sofa yang ada.
“Tidak seharusnya kau menuruti semua kemauan Cheonsa seperti tadi. Lihatlah, sampai sekarang kau masih pucat. Dan lagi mana boleh kau membiarkan Cheonsa memanggilmu dengan sebutan “appa”?!?” Jihyun menerangkan semua yang ada di pikirannya.
“Jadi hanya karna ini kau marah?”
“Ahh, satu lagi, siapa yeoja centil yang tadi bersamamu?” tambah Jihyun.
“Aigoo, sepertinya Park Jihyun-shi sedang cemburu”, Kyuhyun menarik kesimpulan. Sekarang bahkan ia memamerkan evilsmile-nya.
Jihyun tertegun mendengar pertanyaan Kyuhyun. Ia merasakan pipinya mulai memanas.
“Aigoo, sekarang pipimu memerah. Hahaha, kau lu…YAKk! APPO!” Kyuhyun berheti tertawa saat Jihyun menjambak rambutnya. Menariknya keluar rumah.
“Lebih baik kau pulang sekarang Cho Kyuhyun-shi.”
ARA, ARA, TAPI LEPASKAN RAMBUTKU PARK JIHYUN!!!”
-eNd-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar