Sabtu, 10 Desember 2011

-JiKyuVeel- With Our Baby



Title : With our Baby
Author : Stella Park
Cast : Park Jihyun, Cho Kyuhyun,
Super junior   
Genre : Romance, Familly
Leght : Two shoot
Rating : PG-17

-Jihyun’s apartement, 18.00 KST-
Jihyun membolak-balik majalah di pangkuannya. Inilah tidak enaknya tinggal di apartement seorang diri, selalu saja merasa kesepian. Bosan. Benar-benar bosan.
Tumpukan majalah yang ada di rak baca, juga sudah habis dibacanya. Bahkan sampai buku-buku kedokteran yang tebalnya minta ampun, juga sudah habis ia baca 3 hari setelah kepulangannya ke Korea.
Biasanya ia membunuh rasa bosan dengan jalan-jalan, mencari objek yang bisa di tangkap bidikan kamerannya. Tempat yang biasanya menjadi objek bidikan Jihyun adalah tempat-tempat di sekitar Namsan village. Jihyun terpesona akan tata kota Namsan village yang masih mempertahankan bangunan kerajaan yang masih tersisa, disertai bangunan-bangunan baru tapi dengan arsitektur serupa.
Jihyun membanting majalah di pangkuannya dengan perasaan sangat amat kesal. Ia lalu beranjak ke dalam kamar. Pandangannya langsung tertuju pada koleksi gadget miliknya yang berserakan di atas meja belajar. Ia meraih Laptop dan Galaxy tab, lalu membawanya kembali ke depan TV. Mungkin online bisa membuatnya sedikit terhibur. Sudah 2 minggu lebih ia tidak menjelajah dunia maya, karena terlalu sibuk membantu ayahnya di rumah sakit.
Setelah laptopnya tersambung dengan internet, ia langsung membuka account twitter dan yahoo-nya. Begitu banyak e-mail yang masuk ke account yahoo-nya, kebanyakan dari teman-temannya di L.A
How are you?
Will you come back to L.A again?
Stella I miss you so much…L
Someday, if I come to your country do you want to pick me up in airport?
Setelah membalas beberapa e-mail yang masuk, Jihyun beranjak ke account twitter-nya.
Berselancar di dunia maya, benar-benar memberikan kepuasan tersendiri untuknya.
Ting…Tong…

Jihyun baru akan mengetikkan balasan untuk salah satu mentions, saat interphone apartement-nya. Raut wajahnya yang semula penuh dengan amarah, langsung berubah sumringah saat melihat layar interphone.
“Aigoo uri Cheonsa-ah”, Jihyun langsung mengambil Cheonsa dari gendongan Jieun lantas mengendongnya, saat pintu apartement telah terbuka.
Jihyun masuk apartement beserta Cheonsa yang masih dalam dekapannya, meninggalkan Jieun di belakang mereka yang masih menutup pintu dan membawa tas yang cukup besar. Semenjak kembali ke Korea Jihyun bahkan belum bertemu dengan Cheonsa, karena malaikat kecil itu turut serta dalam perjalanan bisnis keluarga kakaknya.
Choi Hyuki –kakak iparnya, juga seorang dokter yang bekerja di rumah sakit yang ayahnya kelola. Dan sebagai satu-satunya anggota keluarga laki-laki yang ikut mengelola rumah sakit, Hyuki sering diberi tugas untuk menghadiri seminar-seminar penting di luar negeri. Dan sebagai istri –Jieun kakaknya, selalu berusaha mendampingi suami tercintanya itu.
Jihyun seakan lupa dengan segala kemarahan dan rasa bosannya saat telah berhadapan dengan malaikat kecil di hadapannya. Jihyun asyik bercanda gurau dengan anak asuhnya itu. “Cheonsa-ya, yepeunjji…”.
Jieun duduk dan memperhatikan meja di depannya. Majalah, buku, laptop berantakan tak karuan. “Kau sedang sibuk?”, pertanyaan Jieun baru membuat Jihyun sadar bahwa kakaknya juga ada disitu.
“Ooo, sibuk mengatasi rasa bosanku, wae?”, nada bicara gadis itu berubah agak ketus saat mengingat masalahnya.
“Cheonsa-ya, sepertinya Jihyun eomma tak bisa bermain denganmu hari ini, ayo kita pulang!”, Jieun sudah akan menggendong Cheonsa pergi saat Jihyun berteriak,
ANDWE!!”, Jihyun  semakin erat memeluk Cheonsa, sembuat bocah itu terkekeh senang, “Huh? Kau tertawa? Kau menertawakan eomma?”, Cheonsa semakin tertawa melihat Jihyun bagaikan orang bodoh. Jihyun yang tidak terima ditertawakan oleh anaknya, mulai menggelitiki bocah mungil itu, membuat Cheonsa menggeliat berguling ke kanan- ke kiri menahan geli. Cheonsa memang sama seperti dirinya, tak tahan digelitikki.
“Karna kau sudah kembali ke Korea, aku kembalikan Cheonsa padamu,” ujar Jieun santai.
“Kau pikir anakku barang?”
Pletakk
Jieun mendaratkan jitakan di kepala adik semata wayangnya, “Bagaimana bisa kalian berdua sama persis, aigoo jinjjaru.”
“Sama-sama evil”
Appa menugaskan kakak iparmu mengurus cabang rumah sakit yang bermasalah di Jepang, mungkin sekitar 2 minggu kami di sana”
 “Aaahhh…Araseo, araseo aku akan menjaganya, dia memang tanggung jawabku.”
---
-Sukira’s Studio, 19.00 KST-
Hyung, apa scadule kita setelah ini?”, Kyuhyun mengaduk-aduk tasnya mencari sesuatu. Ia mencari handphone flip-nya. Ia merasa memasukannya ke dalam tas
“Setelah ini kau bisa tidur dengan nyenyak Kyunnie”, ujar Leeteuk yang duduk di sebelahnya. Ia terus memperhatikan Kyuhyun yang sibuk mencari sesuatu, “Ya!! Apa yang kau cari?” Leeteuk mulai merasa kesal dengan kelakuan magnae-nya yang sedari tadi tak memperdulikannya sama-sekali.
Kyuhyun merogoh kantong jasnya, dan menemukan benda yang ia cari. Ia membuka inbox, namun tak ada satupun pesan masuk, “Aishh, jeongmal”, Kyuhyun mulai frustasi saat mendapati tak ada satupun pesan dan telefon dari Jihyun.
Semenjak seminggu yang lalu ia tak mendengar suara kekasihnya, tak melihat wajahnya, dan bahkan tak mendengar ocehannya saat mengingatkan Kyuhyun untuk meminum vitaminnya. “Aishh…”, Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi. Mungkinkah ia merindukan Jihyun?
“Ahni-ahni. Maldo andwe!” Kyuhyun langsung membuang jauh-jauh, kemungkinan yang baru saja ia pikirkan.
“Kyuhyun-shi sebentar lagi SuKiRa akan mengudara, tolong bersiap!” suara salah seorang staff membuatnya kembali ke dunia nyata.
Leeteuk dan Eunhyuk yang bertindak sebagai DJ di SuKiRa telah siap di tempatnya masing-masing. Dan sebagai bintang tamunya ada Super Junior M, yang mau meluangkan waktunya ditengah-tengah jadwal promo album baru mereka, Perfection.
“Kyuhyun-shi, aku perhatikan dari tadi, sepertinya kau terus melirik layar handphone-mu. Apakah kau sedang menanti telephone atau pesan dari seseorang?”, pertanyaan Eunhyuk menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya. Dan setelah mencermati pertanyaan dari hyung-nya itu, ia langsung menatap Eunhyuk dengan tatapan membunuh.
“Apakah mungkin orang itu Park Jihyun?”, kali ini giliran Leeteuk yang ikut-ikutan menggoda magnae mereka. ”Kalian berdua akan mati!” ujar Kyuhyun tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, membuat semua orang yang ada di studio menahan tawa.
Seisi ruangan yang mengetahui hubungan Kyuhyun dan Jihyun terkekeh ringan, “Jika dia seperti itu, pasti Evil Princess lupa menghubunginya,” ujar Sungmin mantap dan langsung diiyakan oleh Ryeowook.
-
Acara Sukira hari ini telah selesai 30 menit yang lalu. Kini member Suju sedang berada disalah satu restoran langganan mereka. Di sini mereka bisa makan dengan tenang dan privacy mereka tetap terjaga, karena restoran ini mengunakan system privet room dalam pelayanannya.
Jajangmyeon, tanpa sedikitpun sayur di dalamnya”
Seafood fried rice, fried potato, bento box, jangan pake lama”
Gimbab with barbeque sause, orange juice
Bibimbap
Waitress yang mulanya ingin mencatat pesanan mereka, seketika langsung diam saat bintang halyu itu menyebutkan makanan yang mereka inginkan disaat yang bersamaan. Namun tak ada satupun dari mereka yang menyadari hal itu. Setelah menyebutkan pesanan, mereka langsung sibuk dengan aktivitas masing-masing. Kyuhyun dengan PSP-nya, Eunhyuk asyik online dengan i-Phone nya, Siwon dengan cermat membaca tiap detail berita yang ada di koran hari ini, Henry sibuk membersihkan biola kesayangannya, Ryeowook bagai orang autis sibuk mengamati alat makan yang tertata rapi di depannya(?). Hanya Leeteuk yang menyadari kebingungan waitress itu, ia lantas mengulangi pesanan yang di sebutkan dongsaeng-nya satu per satu. Setelah mencatat semua pesanan waitress itu langsung beranjak pergi.
“Mengapa aku harus menjadi leader dari group yang berisi kumpulan orang autis seperti kalian?”, Leeteuk hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan adik-adiknya. “Walaupun autis, kau tetap menyayangi kami ‘kan, hyung? Wah, aku belum pernah melihat sendok sebagus ini, dimana mereka membelinya ya?”, lagi-lagi Leeteuk hanya bisa geleng-geleng kepala, kali ini gara-gara tingkah Ryeowook yang tertarik dengan sebuah sendok yang menurutnya sama dengan sendok-sendok pada umumnya.
-
Hyung, malam ini aku tidur di apartement”, nada dan ekspresi yang sangat datar keluar dari paras tampannya.
Wae? Kau rindu eomma-mu Kyunnie?”, Leeteuk tak mau kalah, ia membalas dengan nada mengejek.
Sekarang mereka tengah berada di lahan parkir. Member yang lain telah naik ke vancar yang selalu mengantar mereka kemanapun mereka pergi.
Leeteuk yang menyadari aura evil yang keluar dari tubuh Kyuhyun, langsung masuk ke dalam van dan menutup pintunya rapat-rapat, “Untuk malam ini kau boleh tidur di luar karena besok kita tak ada jadwal!!!”, teriak Leeteuk sambil melongokan kepalanya keluar jendela.
Jeongmalyo hyung?”, ujar Kyuhyun masih tak percaya, jarang sekali sehari tanpa ada jadwal show, syuting atau fanmeeting dalam kamus hidupnya sekarang.
Tapi Leeteuk hanya melambaikan tangannya, dan van yang membawanya dan memberdeul  yang lain melesat pergi.
Kyuhyun melangkah mendekati Hyundai Sonata Nf miliknya dengan senyum mengembang. Setelah menyalakan mesin mobil matic tersebut, Kyuhyun memainkan jemarinya di screen i-Phone menekan rangkaian angka yang  sudah dihafalnya sejak lama.
Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif atau…
Yang ia dengar malah suara dari seorang operator, yang makin membuatnya merasa kesal dengan kekasihnya itu, “Keurae, sekarang kau mematikan handphone-mu? Keurae joha, ayo kita lihat apa yang bisa aku lakukan di apartementmu!”, dengan senyum evil dan aura iblis jahil, Kyuhyun mulai menginjak pedal gas melajukan mobilnya kekawasan Incheon menuju apartement kekasihnya.
---
-Ganghwa market, Incheon, 21.00 KST-
“Kau mau ini?”, Jihyun mengacungkan sekotan susu pisang yang sedari tadi membuat mata Cheonsa membulat dengan sempurna. Balita lucu itu hanya berusaha mengambilnya dengan mata berninar.
Hari ini memang jadwal rutin Jihyun untuk membeli barang-barang yang ia butuhkan sehari-hari. Kegiatan yang sangat menyenangkan baginya, karena ia bisa menghilangkan sedikit penat di benaknya. Dan kali ini ia lebih merasa senang, karena ia ditemani balita yang sangat menggemaskan ini.
Cheonsa lantas menganbil kotak susu yang di berikan padanya, “Aigoo, neomu kyieo”, senyum bahagia memancar dari paras cantiknya. Jihyun tak henti-hentinya melepaskan Cheonsa dari gendongannya, sebenarnya Cheonsa sudah bisa berjalan sendiri. Tapi Jihyun tak mau ambil resiko. Cheonsa adalah anak yang sangat aktif, Jihyun tak mau Cheonsa menghilang lari entah kemana saat ia sedang memilih-milih barang.
Tak perlu waktu lama, trolli di depannya sudah setengah penuh.
Jihyun memutarkan pandangannya, melihat-lihat barang apa lagi yang harus ia beli. Pandangannya terhenti di sebuah stand dendeng sapi yang ramai oleh para pengunjung.
“Hemh, sepertinya enak”, Jihyun membayangkan kelezatan dendeng sapi itu bila di santap dengan sup ikan dan nasi hangat, ia lantas melihat Cheonsa yang telah tertidur dengan kepala bersandar di bahunya.
Mianhae, Cheonsa-ya, kau pasti lelah menemani eomma belanja hari ini”, Jihyun mendaratkan kecupan singkat di pipi Cheonsa, membuat bocah itu sedikit menggeliat di gendongan Jihyun. Jihyun mengelus kepala Cheonsa membuat tidurnya lebih nyaman.
“Sebagai hadiah telah menemani eomma, eomma akan membuatkan sup ikan yang enak untukmu besok.”
Jihyun bejalan mendekati stand dendeng sapi. Cheonsa semakin lelap di gendongannya, tangannya sesekali membenarkan tali gendongan yang ia pakai untuk menggendong Cheonsa, tangan yang satu lagi mendorong troli belanjaan yang sudah terisi penuh.
Aggashi, aku mau 1 kilo”, ujar Jihyun sambil menunjuk dendeng sapi di hadapannya. Ada beberapa dendeng yang sengaja dipotong untuk dijadikan sample. Jihyun mengambil sepotong dendeng lalu mencicipinya. Ia hanya mengangguk-angguk saat merasa dendeng yang ia makan seperti apa yang ia bayangkan tadi.
“Ini pesanan anda nona”, ujar sang penjaga stand sambil menyerahkan sebungkus dedeng sapi.
Ah, nde, gamsahamnida”, Jihyun mengambil bungkusan dendeng, lalu meletakannya ke dalam troli.
Yeoja itu mendorong troli yang sudah penuh barang belanjaan menuju kasir. Ingin segera membayarnya dan pulang.
---
-Jihyun’s Apartement, 22.00 KST-
Aigoo, Park Jihyun, pergi kemana kau?”, Kyuhyun sudah lebih dari 1 jam berada di apartement kekasihnya.
Dari tadi ia sibuk dengan PSP-nya, melanjutkan level Starcraft yang sempat tertunda. Namun sekarang ia mulai merasa bosan.
Kyuhyun beranjak dari sofa yang ia duduki menuju dapur, perutnya mulai merasa lapar setelah menguras pikirannya dalam bermain game. Kyuhyun membuka kulkas, berharap ia menemukan sesuatu yang bisa ia makan. Tapi hasilnya nihil. Ia hanya menemukan botol-botol air mineral, beberapa kaleng jus dan soda.
Kriuukkk…
Aish, jeongmal…”, Kyuhyun mengacak rambutnya, frustasi. Perutnya memang tak pernah bisa diajak kompromi bila sudah kelaparan.
Kyuhyun beranjak dari dapur, ia merogoh saku celana, mencari handphone-nya. Kyuhyun lantas memesan delivery order.
Ah, nde, jajangmyeon, tteokbokki, gimbab, rabokki, dan bulgogi. Alamatnya Incheon apartement unit 242 atas nama Park Jihyun. Gamsahamnida
Tidak perlu menunggu lama, makanan yang ia pesan datang. Kyuhyun langsung melahap semua makanan yang ada hingga hanya tersisa bungkus yang tercecer berantakan di atas meja ruang TV. Namja itu terlihat menyeramkan saat ia benar-benar lapar.
“Hoammm…”, setelah menghabiskan makanannya sekarang ia mulai mengantuk.
Kyuhyun melangkah masuk ke sebuah kamar. Ia meraba dinding di dekat pintu, mencari saklar lampu. Setelah lampu menyala, ia bisa melihat kamar yang cukup rapi, bagi seorang gadis manja seperti Park Jihyun. Tapi sangat tak mencerminkan kamar seorang wanita yang mulai beranjak dewasa. Tak ada satupun alat rias yang biasanya tertata rapi di meja rias. Hanya ada tumpukan berkas-berkas –rumah sakit, yang sama sekali tidak ia mengerti isinya.
Sebenarnya apa yang kau lakukan saat shopping?? Hanya melihat-lihat?? Atau hanya belanja untuk orang di sekitarmu??
Di kamar -bergaya etnik minimalis korea itu hanya terdapat sebuah tempat tidur double size dengan sebuat nakas di sisi kanannya, dua rak buku yang disusun saling berhadapan mengapit meja kerja –dengan alat-alat yang tersusun rapi, di tengahnya. Ditambah dengan meja rias yang sangat simple.
 Bila Kyuhyun menginap di sini, ia selalu merebut kamar ini dari Jihyun, “Aku tidak bisa tidur di kamar tamu”, itu yang selalu ia katakan pada Jihyun.
“Aahh”, Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Matanya tertutup rapat. Berusaha untuk tidur dan melepaskan semua beban yang ada.
Tak perlu waktu lama, ia sudah mulai berselancar di alam mimpi.
-
Mobil Audi dengan warna sparkle blue, terparkir mulus di halaman parkir Incheon apartement.
Jihyun berjalan keluar mobil sambil mengendong Cheonsa yang tertidur pulas. Barang belanjaannya masih ada di bagasi mobil. Ia akan menidurkan Cheonsa terlebih dulu, baru kembali untuk mengambil belanjaannya. Ia bisa saja meminta petugas apartement untuk membantunya, tapi ia lebih terbiasa melakukan segala hal sendiri, dan ia lebih merasa nyaman dengan keadaan itu.
Jihyun membuka pintu apartement-nya. Di saat bersamaan lampu ruang tengah otomatis menyala. Dan betapa kagetnya ia saat melihat bungkus makanan dan sisa makanan berserakan tak karuan di meja. “Sepertinya tadi saat keluar, aku sudah membersihkan apartement. Aku juga tak lupa mengunci pintu”, ujarnya lebih pada diri sendiri.
Jihyun kembali ke depan pintu masuk, ia memeriksa rak sepatu, “Cish~, jadi ini semua ulahmu, Mr.Cho?”, ujarnya saat melihat sneakers Kyuhyun terpajang di deretan sepatu miliknya.
“Uhm…”, Cheonsa mengerang di gendongan Jihyun. Jihyun mengelus puncah kepalanya, lembut. Membuatnya merasa lebih nyaman.
Jihyun melangkah memasuki kamarnya. Betapa kagetnya ia saat mendapati Kyuhyun tertidur pulas di atas kasurnya dengan posisi terlentang. Kakinya yang panjang menggantung, bahkan sandalnya masih terpakai.
Sepertinya ia sangat lelah. Melihat wajah polos Kyuhyun saat tidur membuat Jihyun melupakan sedikit kekesalannya, karena namja itu membuat apartementnya bagaikan kapal pecah. Untung Jihye sedang pulang ke rumahnya, bila sepupunya tahu keadaan apartement mereka sekarang Jihyun tidak akan terlepas dari hukuman mencuci piring seminggu penuh.
Jihyun memang tidak tinggal sendiri di apartement itu. Ia tinggal dengan tiga orang penghuni lain. Park Jihye, sepupunya dan Cheonsa anaknya. Apartement ini ia dan Jihye beli dengan uang tabungan mereka, setahun yang lalu. Selama Jihyun di Los Angeles apartemen ini jarang di tempati, karena Jihye selalu takut tinggal di rumah sendirian. Jihye hanya akan ke apartement untuk merepikannya seminggu sekali. Baru tiga bulan yang lalu apartement ini mulai kembali mereka tempati.
Jihyun menidurkan Cheonsa di sebelah Kyuhyun. Ia membuka laci di bawah meja rias-nya lalu mengambil piyama Cheonsa. Jihyun mengganti baju Cheonsa dengan piyama lantas menarik selimut menutupi badan mungil keponakannya itu.
Jihyun beranjak mendekati Kyuhyun. Sejenak ia memperhatikan tiap lekukan wajah namjachingu-nya yang tertidur pulas. Kulit Kyuhyun lebih putih dari dirinya. Matanya sekarang juga lebih bulat. Tapi saat melihat pipi –namja itu yang semakin tirus, membuat dadanya menjadi sesak.
Walaupun selalu menutupinya, namun Jihyun masih bisa merasakan segala kelelahan Kyuhyun selama ini. Segala scadule yang mengharuskannya hanya tidur kurang dari 5 jam sehari. Bahkan tanpa semua vitamin yang rutin Jihyun berikan, mungkin dengan mudah semua virus dapat masuk ke tubuh Kyuhyun.
Pertengkaran diantara keduanya pun, kebanyakan disebabkan karena scedule Kyuhyun yang terlalu padat. Jihyun bukan meminta Kyuhyun meluangkan waktu untuknya, tapi Jihyun ingin kekasihnya itu meluangkan waktu untuk dirinya sendiri.
Untuk tidur cukup.
Untuk menikmati jajangmyeon kesukaannya.
Untuk memainkan level-level starcraft di PSP-nya.
Bahkan untuk menonton Jumong drama favorite-nya.
Namun semua itu hanya ada dalam angan-angan Jihyun, karena ia tau kekasihnya tidak akan pernah mau berhenti berjuang meraih mimpinya.
“Kau baik-baik saja ‘kan? Lihatlah badanmu yang semakin kurus”, Jihyun terus berbicara dengan Kyuhyun yang tengah tertidur pulas. Tangannya mengusap pipi Kyuhyun, lembut.
“Jangan pergi”, igau Kyuhyun sambil menggenggam tangan Jihyun, yang sedang membenarkan letak selimut untuknya dan Cheonsa. Dengan perlahan ia melepaskan genggaman Kyuhyun, lalu melepaskan sepatu Kyuhyun.
Jal ja uri Cheonsa-ah
Jal ja Kyuhyun…
Oppa
-
Matahari mulai muncul dari persembunyiannya. Burung-burung berkicau riang menyambut kedatangannya. Udara dingin sisa-sisa musim dingain masih juga terasa di pagi ini.
Dengan enggan Jihyun membuka matanya perlahan. Badannya terasa pegal semua karena semalam ia tidur di kamar tamu dengan ranjang yang lebih sempit dari ranjangnnya. Sambil mengusap-usap lengannya, Jihyun  berjalan keluar kamar lalu masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan merasakan badannya lebih segar, ia langsung menuju dapur, berniat membuat sarapan yang enak untuk Cheonsa dan Kyuhyun.
Untuk sarapan hari ini Jihyun ingin membuat sup iga. Di pagi dingin seperti ini, sup iga akan menghangatkan badan. Sup iga juga sangat mudah di buat, sehingga Jihyun tidak perlu repot menyiapkan bumbu yang rumit di pagi hari.
“IGO MWOYA?!”, Jihyun baru selesai mengeluarkan semua bahan yang akan ia pergunakan, saat mendengan teriakan Kyuhyun dari kamarnya. Lalu disusul dengan suara tangis Cheonsa yang membuatnya panik, dan langsung lari menghampiri mereka.
“Jangan lagi Mr.Cho!!”, sudah berulang kali hal seperti ini terjadi. Dan berulang kali pula Jihyun menjelaskan pada Kyuhyun bahwa Cheonsa tak seperti bocah di mimpinya, yang selalu mengikutinya kemanapun bahkan melebihi seorang stalker.
Jihyun memang sangat menyayangi Cheonsa, selalu ada chemistry yang berbeda saat ia bersama anak itu. Terkadang ia terlalu overprotective terhadap Cheonsa, sampai-sampai ia tidak akan membiarkan seekor nyamukpun mengganggunya. Itu semua ia lakukan semata-mata karena Jihyun ingin melindungi Cheonsa, sama seperti yang ia rasakan saat ingin mengadopsi Cheonsa.
Jihyun bertemu Cheonsa setahun yang lalu saat sedang mengunjungi ayahnya di rumah sakit. Saat itu ia melihat Cheonsa sedang menangis di gendongan seorang suster. Jihyun ingin sekali menggendong dan menenangkan Cheonsa. Jihyun lantas mendekati suster itu, “Bolehkah aku menggendongnya?” itulah yang saat itu Jihyun katakan. Dalam dekapannya, tangisan Cheonsa langsung terhenti bahkan Cheonsa –yang saat itu baru berumur setahun, tertidur dengan kepala bersandar di bahunya. “Anak ini baru saja kehilangan orang tuanya karena kecelakaan”, kata-kata suster itu membuat Jihyun ingin selalu melindungi Cheonsa. Hari itu juga Jihyun memohon pada sang ayah agar ia di ijinkan mengadopsi Cheonsa.
Saat sampai di kamar Jihyun melihat Kyuhyun berdiri di samping ranjang dengan tampang kaget dan takut. Tapi Jihyun tidak memperdulikannya, ia langsung menggendong Cheonsa dan berusaha menenangkannya.
Yaa!? Neo, wae irae? Kenapa kau berteriak seperti itu? Kau membuatnya takut, bodoh!?”, di pagi buta seperti inipun evil couple sudah memulai pertengkaran mereka. “Aigoo, Cheonsa-ah, gwenchana…Jihyun eomma wasseo, gwenchana. Uljima”, Jihyun melangkah keluar kamar sambil terus mengelus punggung Cheonsa, berusaha membuatnya tenang. Walau mulai tenang, tapi masih terdengar isakan kecil dari bocah itu.
“Kau yang bodoh”, Kyuhyun mengekor di belakang Jihyun. Sebenarnya tadi Kyuhyun hanya kaget, walaupun ia takut anak kecil tapi wanita di depannya telah mengubah imej anak kecil di matanya. “Kenapa kau menaruh Cheonsa di situ? Aku ‘kan kaget. Semalam aku tidur sendiri di kamarmu, tapi saat aku bangun tiba-tiba saja Cheonsa sudah di sampingku”, Kyuhyun terus memberi pembelaan. Ia hafal betul tabiat Jihyun. Wanita itu akan marah besar bila terjadi sesuatu yang buruk pada “anak”nya itu.
Jihyun mendudukan Cheonsa di kursi anak yang ada di meja makan. Ia lantas mengambil banana milk yang disukai Cheonsa, biasanya anak itu akan lebih tenang saat meminumnya.
“Walaupun kaget tak seharusnya kau bereaksi seperti itu?!?”
-
Kyuhyun terus merasa sebal. Niatnya untuk bersenang-senang dengan kekasihnya gagal total hanya karena ketakutannya pada anak kecil. Bukan Cheonsa, tapi anak kecil dalam mimpinya, yang selalu mengikutinya kemanapun. Dan tadi pagi saat ia terbangun ia dikagetkan dengan seorang anak kecil yang memunggunginya. Saat anak itu mengangis ia baru sadar bahwa dia Cheonsa.
Kyuhyun sudah mengenal Cheonsa sejak anak itu di adopsi Jihyun, bahkan ia telah terbiasa acara dating-nya di ganggu oleh malaikat kecil itu, tapi ia tetap saja masih sering merasa takut dengan anak kecil lain.
Jihyun sedang memandikan Cheonsa. Awalnya Kyuhyun berniat membantu, tapi hasilnya ia basah kuyub disiram air oleh si ekor kuda Dan sekarang ia hanya bisa duduk di depan TV dengan hanya menggunakan underwear, sambil  menunggu bajunya kering.
Kyuhyun masih terus memikirkan cara untuk membuat Jihyun melupakan kemarahannya.
“Satu-satunya cara hanya dengan membuat Cheonsa tertawa”, ia mulai berpikir lagi. Apa kiranya yang bisa ia lakukan untuk membuat Cheonsa senang.
GAME!!!
Kyu langsung mondar-mandir mencari tas ransel yang semalam ia bawa. Mengobrak-abrik isi di dalamnya. Mencari sebuah benda yang bisa membuatnya bertahan hingga sekarang.
“Ketemu!!”
“Apa yang kau temukan?”, tanya Jihyun yang keluar dari kamar mandi sambil menggendong Cheonsa. Jihyun menatap Kyuhyun dari atas ke bawah, lantas mengalihkan pandangannya secepat kilat, “Yakk!! Cepat pakai bajumu!!” ia merasa wajahnya mulai panas.
Apa dia lupa kalau aku seorang wanita??
“Cheonsa-ya, igo PSP, kau suka bermain game ‘kan?”, Kyuhyun sama sekali tak menghiraukan perintah Jihyun, ia langsung memberikan PSP-nya pada Cheonsa.
Yaakk!! Apa yang kau lakukan? Kau mau meracuni Cheonsa dengan game, agar seperti dirimu?”, Jihyun bahkan tidak tau anaknya menyukai game. Dan semua itu memang karena Kyuhyun yang mengajarkannya.
Jihyun langsung merebut PSP dari tangan Cheonsa, “Cheonsa-ya, kau tidak boleh bermain dengan benda ini, araseo?”
Cheonsa menangis mendengar kata-kata Jihyun.
Yaa!! Sekarang malah kau yang membuatnya menangis”, Kyuhyun tersenyum penuh arti, seakan bisa balas dendam atas perlakuan Jihyun yang membentaknya tadi pagi.
Kyuhyun berinisiatif mengambil Cheonsa dari gendongan Jihyun. Namun Cheonsa tak lantas berhenti menangis. Tangisannya semakin menjadi, sekarang bayi mungil itu malah meronta-ronta di gendongan Kyuhyun, atau mungkin Cheonsa terlihat meronta-ronta karena Kyuhyun yang memang tidak pernah bisa menggendong anak kecil?
Eottokaji? Chakkaman, wae geurae?”, sangat terlihat bahwa sebelumnya Kyuhyun sama-sekali belum pernah menggendong anak kecil. Namja pecinta game itu, terlihat sangat kikuk.
Jihyun hanya bisa melihat namjachingu-nya sambil menahan tawa, melihat kehebohan yang dibuat keduannya. “Yaakk!!! Hati-hati, kau bisa membuatnya terkilir!”, seru Jihyun mengingatkan kekasihnya. Jihyun mengambil botol susu, lalu memberikannya pada Kyuhyun.
Igo?!?”, tanya Kyuhyun sambil membentuk gesture meminum susu di depan mukanya.
“Untuk Cheonsa bodoh!! Bukan untukmu”, ujar Jihyun yang geram melihat kebodohan Kyuhyun
Aku juga tidak akan meminum susu dari botol seperti ini, kau pikir aku bayi?
Kyuhyun terus mencibir dalam hati.
Ia menepuk punggung Cheonsa perlahan. Pertamanya agak canggung, tapi lama-kelamaan tangis Cheonsa mulai mereda. Kepala mungilnya bersandar di bahu Kyuhyun, Kyuhyun masih bisa mendengar isakan kecil dari bocah itu namun perlahan berubah menjadi dengkuran. Kyuhyun tersenyum puas. “Sepertinya phobiaku mulai bisa kuatasi”, ujarnya dengan bangga.
Jihyun yang mulai sebal melihat kedekatan Kyuhyun dan Cheonsa langsung mengambil Cheonsa lalu menidurkannya di dalam kamar.
“Cepat pakai bajumu Mr.Cho!!” ujarnya sambil melempar kemeja Kyuhyun, dan tepat mengenai muka namja itu.
-
“Huh, Appa? Wae geuraeseyo?”
“…”
Raut wajah Jihyun berubah serius saat mendengar penjelasan dari ayahnya.
Kyuhyun yang semula terus memperhatikan Cheonsa yang sedang mengutak-atik dengan PSP-nya kini mengalihkan pandanganya ke Jihyun, setelah menyadari kerutan di kening Jihyun.
Ada masalah?.
Kyuhyun menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara, namun Jihyun hanya menempelkan jari telunjuknya di bibir. Menyuruhnya untuk tutup mulut dan menunggu ia selesai menerima telfon.
Jigeum? Ah, eottokae?”
“…”
Nde, araseo appa, jigeum kkalke”, Jihyun lantas menutup flip ponselnya. Ia lantas berlari ke dalam kamar, saking terburu-buru kepalanya sempat beradu dengan pintu kamar.
Yakk!! Kau ini kenapa? Wae geurae-isseyo?”, Kyuhyun terus memperhatikan pintu kamar Jihyun, menanti apa yang akan terjadi setelah ini.
Jihyun keluar kamar lengkap dengan slingbag  dan jas dokter di tangannya.

*cuman visualisasi aja*
“Yaa!! Mau kemana kau??”
“Kyu-ah, kau bilang kau free ‘kan hari ini? Kalau begitu tolong jaga Cheonsa sekarang aku harus ke rumah sakit. Cheonsa-ya, eomma kkalke”, Jihyun mengelus kepala Cheonsa dan langsung saja pergi tanpa mendengarkan kata-kata Kyuhyun sedikitpun.
Yakkk!!!
Bagaimana bisa ada dokter seperti dirimu? Ah, dia masih dokter muda. Orang seceroboh dia, bagaimana mungkin kelak akan menyandang gellar dokter? Seorang juara olimpiade matematika sepertiku saja, hanya ingin berkarier sebagai penyanyi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar